"Kobe Bryant Meninggal, NBA Kenang Bakat Luar Biasa yang Pernah Lahir"
"Pebasket Kobe Bryant Meninggal Akibat Kecelakaan Helikopter"
"Update, 9 Orang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant"
Begitu bunyi beberapa artikel pagi ini tentang kematian Pebasket kelas dunia Kobie Bryant.
Sesaat aku tersentak membayangkan menit-menit terakhir yang dilaluinya, saat di mana bukan hanya hidupnya sendiri yang akan berakhir, tetapi juga hidup putrinya ...
Dapatkah kalian bayangkan, bagaimana perasaannya sebagai seorang ayah, mengetahui bahwa ia tidak dapat melindungi darah dagingnya sendiri?
Dapatkah kalian bayangkan, Kobie memeluk putrinya, menghiburnya dan mengatakan padanya bahwa dia mencintainya, ketika helikopter itu jatuh?
Saya dapat pastikan, menit-menit terakhir itu adalah ketakutan terbesar yang pernah di hadapi Kobe Bryant. Dan itu bukan ketakutan untuk hidupnya sendiri, tetapi untuk putrinya yang cantik.
Sebagai orang tua, nyawa mereka tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa anak-anaknya.
Orang tua hidup untuk anak-anak. Bernafas untuk anak-anak. Karena anak-anaklah alasan orang tua hidup.
Tanpa ragu-ragu, orang tua rela mati untuk anak-anaknya.