Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Detik-detik Terakhir Kobe Bryant

27 Januari 2020   12:04 Diperbarui: 27 Januari 2020   12:17 223 12
"Kobe Bryant Meninggal, NBA Kenang Bakat Luar Biasa yang Pernah Lahir"

"Pebasket Kobe Bryant Meninggal Akibat Kecelakaan Helikopter"

"Update, 9 Orang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant"


Begitu bunyi beberapa artikel pagi ini tentang kematian Pebasket kelas dunia  Kobie Bryant.

Sesaat aku tersentak membayangkan menit-menit terakhir yang dilaluinya, saat di mana bukan hanya hidupnya sendiri yang akan berakhir, tetapi juga hidup putrinya ...

Dapatkah kalian bayangkan, bagaimana perasaannya sebagai seorang ayah, mengetahui bahwa ia tidak dapat melindungi darah dagingnya sendiri?

Dapatkah kalian bayangkan, Kobie memeluk putrinya, menghiburnya dan mengatakan padanya bahwa dia mencintainya, ketika helikopter itu jatuh?

Saya dapat pastikan, menit-menit terakhir itu adalah ketakutan terbesar yang pernah di hadapi Kobe Bryant. Dan itu bukan ketakutan untuk hidupnya sendiri, tetapi untuk putrinya yang cantik.

Sebagai orang tua, nyawa mereka tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa anak-anaknya.

Orang tua hidup untuk anak-anak. Bernafas untuk anak-anak. Karena anak-anaklah alasan orang tua hidup.

Tanpa ragu-ragu, orang tua rela mati untuk anak-anaknya.

Tanpa pertanyaan, tanpa diminta, orang tua akan mengorbankan segalanya untuk memastikan anak-anaknya hidup.

***
Hari ini susu coklatku terasa kopi. Pahit ! Nafasku terasa sesak, membayangkan perjuangan terakhir Kobe Bryant.

***
Detik itu dia tahu kehidupan muda putrinya akan berakhir. Dia tahu akan meninggalkan 3 anak lainnya. Istrinya ... Ah, hatiku ngilu!

Tak dapat aku bayangkan penderitaannya yang muncul saat itu? Seperti mimipi buruk yang menjadi kenyataan.

Dia ada di sana ketika anak gadisnya pertama kali melihat dunia dan dia ada di sana pula  ketika anaknya meninggalkan dunia.

Kalau saja ada garis perak di balik awan kelam itulah satu-satunya pelipur lara dalam hal ini ... bahwa dia ada di sana bersama putrinya pada saat-saat terakhir, untuk mengingatkannya akan cintanya yang abadi.

Semoga anak gadisnya merasakan setiap jengkal cinta yang dimiliki ayahnya untuknya. Perasaan yang menjadi bekal perjalanannya menuju surga.

***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun