Mohon tunggu...
Widiya Anggraeny
Widiya Anggraeny Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Terkini Pelaku Dagang Usaha Fasion di Pasar Raya MMTC dan Pelataran Plaza Medan Fair

8 Januari 2024   21:08 Diperbarui: 8 Januari 2024   21:11 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan desember tahun kemarin, sosial commerce tiktok telah resmi dibuka kembali, padahal rasanya belum sampai setengah tahun resmi ditutup oleh pemerintah.

Yang kita ketahui selama ini, latar belakang dari ditutupnya sosial commerce tiktok ini ialah akibat komplain pedagang offline di pasar, khususnya di daerah ibu kota, mereka banyak menuturkan bahwa sejak dibukanya sosial commerce tiktok omset penjualan mereka menjadi sangat anjlok, para distributor tempat mereka mengambil barang jelas jelas memberikan harga yg merusak pasar. 

Lalu sebenarnya, apa tanggapan pedagang setempat terkait masalah ini? Seberpengaruh apa platfom Tiktok shop dalam bidang perdagangan? Khususnya terhadap jenis usaha fashion

Rabu 27 Desember 2023, kami melakukan wawancara kepada para pelaku usaha fashion di Pasar Raya MMTC dan Pelataran Carrefour Plaza Medan Fair

Adapun poin pertanyaan yg kami tanyakan ialah sebagai berikut,

: Bagaimana tanggapan ibu/ kakak terkait dibuka kembali Tiktok Shop?

Ada atau tidak perubahan yg signifikan sejak adanya e-commerce itu?

Bisa atau tidak kakak ceritakan pengalaman dalam dunia dagang sejak ada e-commerce, khususnya tiktok shop yang kemarin sempat membuat gempar karena harga yg ditawarkan cenderung merusak pasar.

Fanny(28 th) "Sebenernya kalok ditanya seneng atau ngga dibuka lagi tiktok shop ya jawaban saya gak terlalu seneng kak, karena masih sedikit ada rasa khawatir, takutnya pelanggan yg sudah mulai untuk memilih belanja offline akan kembali berpihak lagi untuk lebih memilih belanja online. Dulu, waktu awal awal dibuka tiktok shop, penjualan kita anjoknya gak karuan kak, bahka bisa seminggu kita gak ada pelanggan, padahal kita tetap harus bayar sewa tiap minggunya

Sebenernya kita gak masalah sama adanya e-commerce, cuman kemarin itu kan tiktok shop itu memang berasa seperti ngerusak pasar, para distributor dan konveksi pakaian tempat kita ambil barang justru membandrol dagangan mereka sama dengan harga reseller, jadi kalau di offline nya kita jual harga lebih mahal, maka masyarakat akan berpikir berkali-kali kalok mau beli, padahal realitanya kan kita yg berdagang offline ini juga harus bayar sewa toko, bayar gaji kariyawan dan lainnya. Jadi kalo dipikir untung atau buntung ya dikit untung dan malah hampir buntung kemarin itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun