Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mie Ongklok, Lezat Berpadu Dinginnya Udara

21 Februari 2012   12:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_164219" align="aligncenter" width="510" caption="Mie ongklok khas Wonosobo (foto: widikurniawan)"][/caption] Diiringi rintik hujan yang mengguyur sejak siang hari, perjalanan menuju Wonosobo seolah menjadi sangat khas. Udara dingin yang menyejukkan hati, serta pemandangan indah di kanan kiri jalan berkelok yang menyegarkan mata. Melewati eloknya hamparan sawah hingga terlihat anggunya sosok Gunung Sumbing dan Sindoro. Terbersit sedikit rasa menyesal, karena sebagai anak yang tumbuh di Temanggung, kabupaten tetangga Wonosobo, saya jarang sekali melakukan perjalanan melewati jalur itu. Baru akhir pekan lalu, saat saya tiba-tiba saja penasaran mencoba mie ongklok, sajian kuliner yang menjadi raja di Wonosobo. Bayangan saya selama ini tentang nama mie ongklok, tentu tak beda dengan mie godog atau mie rebus biasa seperti yang mudah dicari di kota-kota lain di Jawa Tengah. Namun, saat Pak Yadi, pemilik warung, selesai meracik pesanan kami dan semangkuk mie ongklok terhidang di meja, saya baru benar-benar tahu wujud fisik mie ongklok amatlah beda dan khas. Irisan tahu, kol, kucai, berpadu dengan kuah kental dari tepung kanji, menjadikan tampilan mie ongklok "sesuatu" banget. Inilah hidangan yang memang pas saat udara dingin merasuk tubuh. Mie ongklok ternyata juga cocok berduet dengan sate sapi yang tersedia di warung itu. Baru kali ini saya menyantap sate didampingi mie bukannya nasi. Magnet mie ongklok di warung Pak Yadi memang benar-benar kuat. Di tenda lesehan yang terasa sempit  itu, pembeli berdatangan hingga rela mengantre dan bahkan rela makan di atas mobil yang diparkir di pinggir jalan. Ketika tahu bahwa seporsi mie ongklok hanya Rp. 4.500, dan sate sepuluh tusuk seharga Rp. 9.000, saya baru sadar jika mie ongklok di Wonosobo adalah harta karun kuliner. Mungkin saja ia tak akan bisa semurah itu dan tak selezat itu jika diboyong ke kota lain. Hmmm.... [caption id="attachment_164220" align="aligncenter" width="510" caption="Sate sapi, teman hidangan Mie Ongklok (foto: widikurniawan)"]

1329828079571828912
1329828079571828912
[/caption] [caption id="attachment_164222" align="aligncenter" width="510" caption="Pak Yadi meracik Mie Ongklok (foto: widikurniawan)"]
13298281351814917401
13298281351814917401
[/caption] [caption id="attachment_164223" align="aligncenter" width="510" caption="Warung tenda Mie Ongklok dan Sate "Pak Yadi" (foto: widikurniawan)"]
1329828187684299328
1329828187684299328
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun