Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Begitu Sulit Melupakan Stasiun Solo Balapan

28 September 2022   21:12 Diperbarui: 29 September 2022   19:10 2059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gara-gara SMS yang agak bikin kening saya berkerut itu, saya pun mencoba mengetik balasan sembari turun lagi ke peron dari kereta. Maksud saya sih karena kegerahan juga. Masih ada waktu sebelum berangkat ini, batin saya.

Eh, lha kok. Lho... lho... tiba-tiba pintu kereta tertutup, dan pelan-pelan Pramex mulai berangkat. Saya masih ketinggalan di peron dan mencoba melambai ke arah kereta.

Orang-orang di dalam kereta juga melambai ke saya, sambil melongo awalnya, kemudian nyengir dan bahkan ada yang terlihat menertawakan saya. Penumpang konyol yang ketinggalan kereta gara-gara balas SMS.

Saya melihat jadwal Pramex selanjutnya, masih sejam lagi. Duh, nyesek banget deh. Meski tiket yang waktu itu masih 6.000 rupiah (kalau nggak salah ingat) tidaklah hangus untuk perjalanan di hari itu.

Saya duduk termangu beberapa menit di bangku peron, hingga sekitar lima belas menit kemudian datanglah kereta api Argo Dwipangga dari Jakarta dengan tujuan akhir Stasiun Solo Balapan.

Entah dari mana tiba-tiba terbersit ide untuk menyelinap ke dalam kereta eksekutif yang tengah menurunkan penumpang di Stasiun Tugu itu. Maka dengan berlagak sok cool, saya pun berhasil naik dan duduk dengan santainya di kursi empuk menuju Solo.

Kejadian memalukan saat ketinggalan Pramex itu membuat saya tertawa dalam hati, akhirnya saya merasa menang. Sejam perjalanan menuju Solo dengan kereta nyaman dengan AC yang sejuk.

Saat turun pun saya merasa diperlakukan bak pelancong dari Jakarta, bedanya saya nggak nenteng koper, haha.

"Om, becak Om.." sapa tukang becak.

"Taksi Mas," sapa sopir taksi.

Ini jelas beda jika saya turun dari Pramex. Nggak ada yang peduli, haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun