Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ortu Egois, Ngajak Anak Nonton Film Tak Sesuai Usia di Bioskop

7 Agustus 2022   20:24 Diperbarui: 8 Agustus 2022   13:45 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apapun alasannya, mengajak anak ke bioskop untuk menonton film yang tidak sesuai dengan usianya merupakan bentuk keegoisan orangtua. Fix, no debat!

Bagaimana tidak? Orangtua yang mengajak anaknya nonton film di bioskop, dan yang ditonton bukan berkategori segala umur (SU), sudah pasti seratus persen karena si orangtua yang butuh hiburan. Bukan si anak.

Terlebih jika film yang ditonton bergenre horor, "Pengabdi Setan" misalnya, dan yang diajak nonton adalah anak berusia balita. Hadeuh, orangtua macam apa pula ini?

Demi nafsu memenuhi hasrat hiburan, demi tidak ketinggalan film yang lagi tren. Padahal sengaja mengajak anak kecil menonton film dewasa bisa berdampak buruk bagi perkembangan si anak. Ia berpotensi melihat adegan orang dewasa, kekerasan, hingga fantasi buruk yang tidak baik bagi perkembangan mentalnya.

Keberadaan anak-anak kecil di bioskop juga sering dikeluhkan oleh penonton lainnya. Mengganggu karena polah tingkah anak-anak itu kadang tak terkendali. Ada yang nangis, menjerit, ngompol hingga mondar-mandir ke sana ke mari.

Alasan paling umum kenapa si orangtua mengajak anaknya adalah karena tidak ada yang bisa dititipkan untuk menjaga anak tersebut. Hmm...

---

Sebut saja namanya Mawar. Ibu muda itu semasa kuliah termasuk hobi nonton film di bioskop. Saking hobinya, ia bahkan gabung dengan Kine Club, sebuah organisasi kampus yang mengkhususkan diri pada sinematografi dan diskusi film. Bahkan sebagai pecinta film, Mawar pun mengambil skripsi tentang sebuah film.

Beberapa tahun setelah lulus kuliah, Mawar menikah dan memiliki anak. Sejak saat itu, ia sama sekali tidak pernah menyempatkan diri lagi menonton film di bioskop. Memiliki anak kecil dan kesibukan di rumah, membuatnya harus menepikan keinginan untuk nonton film di bioskop.

Bukannya tak ingin, tapi konsekuensinya adalah harus menitipkan anak ke orang lain, dan Mawar enggan merepotkan orang lain, termasuk orangtua sendiri. Ia pun enggan andai harus membawa anak kecil nonton film untuk orang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun