Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pak Tua Penjual Mainan, Tetap Berusaha Pantang Mengharap Belas Kasihan

10 April 2022   21:02 Diperbarui: 10 April 2022   21:07 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tua penjual mainan anak (foto by widikurniawan)

"Tiga ribu saja," jawabnya ketika saya menanyakan harga.

Ia mengaku membuatnya sendiri. Memang terlihat sangat sederhana untuk membuatnya. Hanya perlu bahan lidi panjang dan kertas krep warna-warni yang disambung dengan lem.

"Saya biasanya jualan di sekolah-sekolahan Pak, ini mumpung puasa kalau sore kan ramai, jadi saya tiap sore jualan di sini," ceritanya.

Tak jauh dari Bapak tersebut berjualan, masih di ruas jalan yang sama, pada sore di bulan Ramadan, terlihat banyak orang-orang berpakaian lusuh duduk-duduk di pinggir jalan. Mereka biasanya mengharap belas kasihan orang-orang yang lewat yang akan berbagi takjil maupun sedekah.

Namun, Bapak penjual mainan itu beda. Ia tetap berjualan mainan hasil produksinya sendiri, bukan semata mengharap belas kasihan.

Baginya, satu barang yang laku terjual, merupakan kebanggaan tersendiri. Walau harganya tak seberapa, tapi sesungguhnya ada kepuasan batin ketika mainan buatannya mampu membuat orang lain, terutama anak-anak bergembira ketika memainkannya.


Selain membeli sebuah mainan yang ia jual, saya juga memberikan sebuah bingkisan makanan untuk berbuka puasa. Ia menerimanya dengan senang hati.

"Buat buka puasa ya Pak," ujar saya.

"Alhamdulillah..." ucapnya lirih.

Matanya tampak menyiratkan kebahagiaan. Ia mengucap syukur atas rezeki di bulan Ramadan.

Dari Bapak tua penjual mainan itu saya belajar bagaimana nurani ini tergerak untuk membantu dan berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan. Tiada artinya perut kita kenyang saat berbuka dengan berbagai jenis makanan, jika tak jauh dari tempat tinggal kita ada orang yang untuk membeli makan saja susah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun