Driver ojol jelas dirugikan kalau menunggu penumpang terlalu lama. Sedangkan kalau nggak sabar dan si abang ojol mau meng-cancel, resikonya adalah turunnya performa di aplikasi yang akan merugikan secara finansial.
Di sisi lain atau di sisi penumpang, menunggu kehadiran ojek online yang titiknya jauh dari lokasi penjemputan memang menyebalkan juga. Kecuali kalau kita berada di rumah dan masih bisa nunggu sambil ngemil rengginang. Tapi kalau sedang berada di tempat yang "unknown" dan tidak familiar memang tidak nyaman jika harus menunggu lama.
Meski demikian, para ojol juga harus punya tanggung jawab, misalnya jika memang sudah ada penumpang didapat, tidak elok jika dia justru santai-santai saja sambil ngopi dan menghabiskan sebatang rokok di warung tongkrongan. Jadi, kesimpulannya sama-sama mengerti tentu lebih enak. Sama-sama saling membutuhkan kenapa juga tidak saling berempati?