Mohon tunggu...
WDS
WDS Mohon Tunggu... Perawat - Write

Menulis sesuatu yang bisa ditulis

Selanjutnya

Tutup

Kkn

We know.

29 Juli 2021   12:30 Diperbarui: 21 Mei 2024   18:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarum jam terus berlanjut maju. Sirine ambulance tak berhenti berbunyi. Desiran angin menerpa hijab putih gadis itu. Matanya tertuju pada gedung putih bertingkat yang bertuliskan RS Khailine Jakarta. Gadis itu tidak sendirian, dia bersama 3 perempuan dengan seragam dan hijab yang sama. Gadis Annete Bening namanya. Kali ini Gadis praktik klinik di RS KJ. Senyum sumringah mereka berempat tak nampak karena tertutup masker KN95 yang mereka pakai. Jelas saja mereka sumringah, karena ini salah satu yang di tunggu mahasiswa YAA terjun ke RS, bertemu langsung dengan pasien, melaksanakan tugas sebagai perawat.

10 April 2017-07.00// hari pertama kita orientasi ruangan, kebetulan gadis di ruang Panda pasien dengan pre dan post OP. Ruang panda punya 12 ruangan, 3 ruang VIP dan sisanya kelas 1-3. Hari ini sedikit awkward karena gadis dapet group yang bukan circlenya. 

Seperti pratik klinik di universitas lain, setiap praktik kita punya tugas membuat asuhan keperawatan 1 minggu 1 pasien. Hari ini, aku beri nama hari observasi, kita observasi dulu siapa sih pasien yang kiranya kooperatif kasus nya menarik dan juga asik. 

Pagi ini aku, chaterine dan gio bagi tugas untuk monitoring TTV pasien, aku dapat ruang 01-04 kira-kira ada 16 pasien. Ka Dyah titip pesan kalau ingin melakukan tindakan harus ada teman karena ini hari pertama. 

Okelah aku bareng Gio dulu, karena Chaterine menulis absen kita dulu. Karena ini pandemi sebelum masuk kamar pasien kita pakai surgical gown dulu dan mempersiapkan senjata kita kali ini. Senjatanya bukan gun tapi tensimeter, termometer gun dan cairan infus. Di Ruang 01 ini berisi pasien pre mastektomi, pasien fraktur tibia, pasien BPH dan pasien dengan abses ante brachii. 

Ada yang menarik di kamar ini, saat Gadis & Gio masuk di bed 03 ada perempuan muda yang menangis sendiri, Gadis & Gio mencoba mendekati kakak ini, istilahnya kita lakuin BHSP (bina hubungan saling percaya) pakai komunikasi terapeutik yang pasti harus enjoy dan sopan. 

Nn. A namanya, usianya 21 tahun. Kita panggil Kak A. Setelah kita anamnesis sembari TTV, ternyata Ka A (Nn. A) ini CA mammae (kanker payudara). Sebetulnya kita berdua sudah tahu, ka A ini pasien Pre Mastektomi. Kali ini Ka A masuk ke dalam tahap menerima untuk di OP tetapi masuk ke fase kehilangan:anger. "Dek, apa ya yang terjadi nanti kalau payudara aku diangkat? Umur aku masih muda, tapi sudah cacat." 

Kalimat pertama yang diucapkan Ka A saat kita menghampiri dia. Kita coba validasi dulu apa yang kak A rasakan, mencoba agar ka A ini menceritakan apa yang terjadi. Sebetulnya ka A sudah cukup teredukasi, tapi ya saat ini memang di fase anger itu, ka A dijadwalkan operasi siang ini. Ka A sempat bilang kalau dia takut, malu dan bingung. Aku & Gio coba beri kalimat penyemangat agar sisi positif ka A ini tetap ada. Kita jelaskan juga apa yang harus dilakukan pasca Mastektomi ini. 

Senang rasanya setelah diedukasi dan kita mengobrol ka A bisa tersenyum dan bisa tenang. Dari 4 kamar yang aku observasi, aku tertarik untuk mengolah kasus ka A dengan post Mastektomi ini. 

10 April 2017-10.00// Sudah ganti cairan infus, melakukan PH, mobilisasi pasien, TTV, anamnesa pasien olahan, saat ini waktunya memberikan obat. Saat ini perawat yang bertugas mengoplos dan memberikan obat itu ka Dwi. Kebetulan di ruang Panda ini kita tidak perlu menghitung berapa besar obat yang kita injeksi karena seluruh pasien diberikan dosis full. 

Aku pilih untuk mengoplos obat Ka A dulu karena aku penasaran ka A dapat obat apa. Ternyata di jam 10 ini ka A dapat ketorolac 1 ampul. Setelah kami oplos, kami injeksi ke masing-masing pasien. Kali ini juga ada yang menarik, saat ini aku akan melakukan skin test An. B di kamar 02, ternyata An. B ini punya trauma terhadap nakes, ka dyah kali ini menemani Gadis. 

Aku mencoba memberi saran untuk koordinasi dengan ibunya, saat disuntik dek B ini harus sambil bermain dan diajak bicara agar rasa sakit dan takutnya teralihkan. "Pagi adek B, kali ini ners mau beri adek mainan, adek mau? Coba ners ingin tanya (........//aku mencoba mengajak ngobrol dek B sembari menyuntik via intracutan (IC/skin test)) saat jarum masuk dek B ini memang nangis tetapi lebih terkontrol, saat sudah selesai aku percepat untuk membereskan alat & lanjut bermain dengan dek B ini. 

Hufffttt, cukup mendebarkan rasanya pertama kalinya aku IC dan kebagian adek ini, tapi Alhamdulillah berhasil dan adek B cukup kooperatif. Setelah An. B aku menuju ke kamar yang lain, lalu aku ke kamar ka A, kini ka A cukup tenang dan kini sedang mengobrol dengan perempuan di sebelahnya. Setelah memberikan obat, kami kembali ke nurse station untuk mendokumentasikan semua tindakan yang sudah dilakukan. 

*kringg, kringgg, kringgg* suara telfon ruang panda. Telfon itu persis di samping bangkuku. "Angkat aja dek" kata bu reni. "Assalamualaikum, iya dengan ruang panda (...............)." ternyata itu telfon dari rung bedah menanyakan pasiennya sudah diantar ke atas atau belum. 

10 April 2017-11.30// Setelah melakukan tindakan dan dokumentasi, aku istirahat duduk sebentar di nurse station. Sepintas aku lihat ka A sedang diantar ke ruang bedah dengan Pak Tomo. Iya Pak Tomo, petugas prakarya disini. Aku coba konfirmasi apa benar itu Ka A, ternyata benar. Aku coba menghampiri dan memberi semangat ke Ka A.

Rasanya hari pertama aku dinas di Ruang ini benar-benar seru. Hal yang gak pernah di duga ternyata ada. 

NO ONE KNOWS EVERYTHING. BUT TOGETHER WE KNOW A WHOLE A LOT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun