Mohon tunggu...
Whydiantoro
Whydiantoro Mohon Tunggu... Industri rantai pasok menjadi fokus penulisan saya

saya sebagai Dosen Teknik Industri yang memiliki minat di otomotif, olah raga dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Psikologi perilaku dalam Strategi Diskon dan Promosi E-Commerce di Era Digital

18 Oktober 2025   15:38 Diperbarui: 18 Oktober 2025   15:38 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah persaingan pasar digital yang sangat ketat, kemampuan untuk menarik dan mengkonversi perhatian konsumen menjadi penjualan adalah kunci keberlangsungan bisnis. Perusahaan tidak lagi hanya memenuhi permintaan (demand fulfillment), tetapi secara proaktif membentuknya (demand shaping). Alat utama dalam proses ini adalah strategi promosi yang presisi, yang berakar kuat pada pemahaman mendalam tentang cara kerja otak manusia saat mengambil keputusan ekonomi.

Kajian ini berargumen bahwa diskon dan voucher yang kita temui sehari-hari adalah puncak gunung es dari sebuah orkestrasi canggih. Di bawahnya, terdapat fondasi teori-teori seperti Teori Prospek, Efek Jangkar, dan bias kognitif lainnya yang secara sistematis digunakan untuk menciptakan persepsi nilai, urgensi, dan relevansi.

Strategi promosi yang efektif bekerja dengan mengeksploitasi "celah" atau heuristik dalam pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan manusia.

  • Kekuatan Persepsi Nilai: Teori Prospek dan Efek Jangkar 
  • Teori Prospek (Prospect Theory): Dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky, teori ini menjelaskan bahwa manusia menilai keuntungan dan kerugian secara asimetris. Rasa sakit akibat kerugian secara psikologis lebih kuat daripada rasa senang dari keuntungan yang setara.
  • Aplikasi E-commerce: Harga coret ( menjadi ) tidak hanya dibaca sebagai harga baru. Harga awal () ditetapkan sebagai titik referensi. Dengan tidak membeli, konsumen secara tidak sadar merasa "kehilangan" kesempatan untuk berhemat Rp250.000. Perasaan takut kehilangan (loss aversion) ini menjadi pendorong pembelian yang sangat kuat.
  • Efek Jangkar (Anchoring Effect): Otak manusia sangat bergantung pada informasi pertama yang diterima (jangkar) untuk membuat penilaian selanjutnya.
  • Aplikasi E-commerce: Harga asli yang tinggi berfungsi sebagai jangkar yang membuat harga diskon terlihat sangat menarik, terlepas dari nilai intrinsik produk itu sendiri. Strategi ini membuat konsumen lebih fokus pada "besarnya potongan harga" daripada "kewajaran harga akhir".
  • Rekayasa Urgensi: Kelangkaan dan FOMO (Fear of Missing Out)

Manusia secara evolusioner terprogram untuk merespons kelangkaan. Sesuatu yang langka dianggap lebih berharga dan penting.

  • Aplikasi E-commerce:
  • Kelangkaan Kuantitas: Notifikasi seperti "Stok tersisa 2!" atau "Hanya untuk 100 pembeli pertama."
  • Kelangkaan Waktu: Hitung mundur pada flash sale atau penawaran yang berbunyi "Berakhir dalam 2 jam."
  •  Mekanisme ini dirancang untuk memotong siklus analisis rasional konsumen. Tekanan waktu dan potensi kehilangan kesempatan memaksa otak untuk beralih ke mode pengambilan keputusan yang lebih cepat dan impulsif.

Strategi promosi dalam ekosistem e-commerce telah berevolusi menjadi sebuah disiplin ilmu yang memadukan analisis data, manajemen operasi, dan psikologi perilaku. Keberhasilan sebuah promosi tidak lagi diukur dari besarnya potongan harga, melainkan dari kemampuannya untuk menyajikan intervensi psikologis yang tepat, kepada audiens yang tepat, pada waktu yang tepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun