Teknik dan Sistem persidangan yaitu suatu forum yang formal dalam organisasi untuk membahas bebagai masalah tertentu dalam upaya untuk mengambil keputusan secara tetap, yang dimana lingkungan perguruan tinggi menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mengasah berbagai keterampilan. Dalam konteks ini, teknik dan sistem persidangan mahasiswa memegang peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif.
Mahasiswa dapat memberikan fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan organisasi dengan sukses. Dengan cara menyusun argumen, berkomunikasi dengan persuasif, dan mengatasi perbedaan pendapat untuk membantu dalam memastikan setiap keputusan yang diambil secara bijaksana berdasarkan pemikiran. Sistem persidangan yang harus direalisasikan mahasiswa mencakup struktur organisasi yang mempunyai peran masing-masing anggota. Sistem persidangan yang baik pada setiap anggota organisasi dapat berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan sebuah keputusan  yang dapat dihargai oleh semua orang. Mahasiswa dapat mencerminkan masyarakat yang mempunyai perbedaan pandangan, latar belakang, dan kepentingan. Oleh karena itu, teknik dan sistem persidangan lebih mengedepankan kepada keadilan yang menjadi  kunci penting dalam menciptakan iklim organisasi yang baik. Dalam organisasi mahasiswa, terdapat berbagai jenis sidang yang digunakan untuk berbagai tujuan dan keperluan. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa jenis sidang umum yaitu:
1. Sidang Terbuka (Open Meeting):
Sidang terbuka ialah jenis sidang yang diadakan dengan undangan terbuka bagi seluruh anggota organisasi mahasiswa. Setiap anggota memiliki hak untuk hadir, berpartisipasi, dan menyampaikan pendapat atau usulan. Sidang terbuka dapat digunakan untuk mengumumkan informasi penting, membahas isu-isu organisasi untuk memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berkontribusi.
2. Sidang Tertutup (Closed Meeting):
Sidang tertutup yang dihadiri hanya oleh anggota tertentu saja atau undangan khusus. Biasanya, sidang ini digunakan untuk membahas isu-isu yang sifatnya rahasia, seperti permasalahan personal anggota atau hal-hal yang berkaitan dengan keuangan organisasi. Sidang tertutup memastikan kerahasiaan informasi yang dibahas dalam pertemuan dan memberikan kesempatan bagi para anggota untuk berbicara dengan lebih leluasa tanpa kehadiran pihak luar.
3. Sidang Komisi (Committee Meeting) :
Sidang komisi ialah pertemuan yang dihadiri oleh anggota komisi atau kelompok tertentu dalam organisasi mahasiswa yang bertanggung jawab atas suatu bidang atau program tertentu. Misalnya, sidang komisi kebudayaan akan membahas rencana acara atau proyek yang terkait dengan kebudayaan. Sidang komisi memastikan pengelolaan tugas dan tanggung jawab yang lebih efektif dalam organisasi.S
4. SidangPleno (Plenary Meeting):
Sidang pleno ialah sidang penuh organisasi mahasiswa yang dihadiri oleh seluruh anggota atau wakil dari setiap departemen dan komisi. Sidang pleno diadakan secara rutin, misalnya bulanan atau tahunan, dan membahas rencana strategis organisasi dalam mengambil keputusan penting yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Sidang pleno menjadi forum penting untuk memperkuat kesatuan dan meningkatkan partisipasi aktif anggota dalam pengambilan keputusan organisasi.
Maka Mahasiswa dapat menggunaan jenis sidang yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan, dengan cara memastikan kelancaran dan efisiensi dalam proses pengambilan sebuah keputusan serta mengelola tugas-tugas organisasi dengan baik. Penggunaan sidang terbuka dapat mendorong partisipasi dan keterbukaan. sementara sidang tertutup dan sidang komisi memberikan kesempatan untuk membahas masalah lebih mendalam. Sedangkan sidang pleno menjadi forum strategis untuk mengarahkan langkah organisasi ke depan dan memperkuat ikatan antaranggota.