Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbaring: Mewujudkan Merdeka Belajar, Stop Kekerasan dan Perundungan pada Siswa

17 Desember 2022   19:02 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:11 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta

Jum'at siang, sepulang dari masjid At Taqwa yang terletak di belakang sekolah saya mengikuti acara "Berbaring" yang diselenggarakan oleh LPMP DKI Jakarta dari ruang guru di SMPN 164, Jakarta via laptop. Agak telat saya bergabung karena sepulang dari masjid hujan turun lebat. Begitu membuka laptop dan nyambung dengan acara “Berbaring” saya langsung kirim kabar ke Bu Octa via wa group.

“Alhamdulillah udah nyambung Bu Octa.”

“Allahu Akbar, mantap.” Jawab Bu Octa dengan stiker.

“Alhamdulillah bisa mengikuti.”Sambung Bu Ernae Muchtar.

“Alhamdulillah, jangan lupa mengisi daftar hadirnya ya Pak/ Bu.” Sambung Bu Octa.

“Iya Bu, saya sudah isi semoga terekam.” Jawab saya.

“Alhamdulillah sudah Bu, ijin pindah ke YouTube.” Lanjut Bu Ernae.

Pada saat saya bergabung pada acara “Berbaring” Ibu Retno Listyarti (KPAI) sedang menjelaskan berbagai peristiwa perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Untuk menulis artikel ini, pagi tadi saya menonton kembali kegiatan tersebut via YouTube channel Official BPMP Provinsi DKI Jakarta sehingga penulisannya menjadi urut.

1.Pengantar

Luar biasa keren ini Ibu Retno sudah hadir bersama kita untuk berbagi tips dan triksnya untuk memberikan bestpractice terbaiknya untuk bapak dan ibu semuanya. Kemudian beliau menyampaikan ucapan selamat bergabung kepada peserta “Berbaring” baik yang datang dari Jakarta maupun luar Jakarta.

Sekali lagi beliau mengapresiasi, luar biasa ini kegiatan berbaring peminatnya sampai ke luar kota, luar provinsi. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh maraknya kasus kekerasan dan perundungan di kalangan sekolah yang membuat semua pihak termasuk BPMP Provinsi DKI Jakarta merasa khawatir dan perlu mengangkat tema ini sebagai upaya menciptakan suasana pembelajaran yang aman, sehat, menyenangkan di sekolah. Untuk penerapannya bagaimana nanti kita ikuti bersama-sama. Baiklah marilah kita awali kegiatan ini dengan berdoa bersama.

2.Doa bersama

“Bapak dan Ibu mohon dimute dulu.” Demikian Bu Seniwati menghimbau peserta “Berbaring.”

Berdoa dimulai, suasana berdoa berlangsung khidmat. Berdoa selesai.

3.Sambutan

Dr. Didang Setiawan, M.Pd menyampaikan sambutan. (Foto: Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta)
Dr. Didang Setiawan, M.Pd menyampaikan sambutan. (Foto: Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta)

Sambutan dari Kepala BPMP Provinsi DKI Jakarta diwakili oleh Kapokja Inovasi dan Transformasi Bapak Dr. Didang Setiawan,  M.Pd. Pak Didang menyapa peserta “Berbaring” dengan rasa syukur, salam sejahtera sehingga bisa dipertemukan pada acara ini dalam kondisi sehat. Kemudian menyapa narasumber Bu Retno Listyarti. Beliau juga mengingatkan bahwa materi ini sangat penting. Ucapan selamat datang dan terimakasih disampaikan kepada narasumber (Ibu Retno Listyarti), para panitia dari Kapokja 1 dan 2, juga kepada moderator dari Kapokja 3. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala BPMP DKI Jakarta yang telah mendukung kegiatan ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih disampaikan kepada peserta “Berbaring” baik yang mengikuti via zoom maupun YouTube. “Semoga acara ini membawa manfaat dan barokah untuk kita semua. Mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan.” Demikian Pak Didang mengakhiri sambutannya. Ibu Seniwati juga menyampaikan bahwa Bapak Kepala BPMP sebenarnya sangat ingin menghadiri dan menyapa peserta “Berbaring” namun karena ada kegiatan yang bersamaan beliau berhalangan hadir. Kompasianer, acara “Berbaring” siang ini (Jum’at, 16 Desember 2022) merupakan edisi terakhir pada tahun 2022.

4.Maklumat

Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta
Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta

Ibu Seniwati membacakan maklumat yang intinya; 1) peserta akan mendapatkan link zoom kegiatan ini dan tidak diperkenankan membagikan link tersebut dengan alasan apa pun, 2) peserta wajib mengisi daftar hadir dan evaluasi kegiatan yang akan dibagikan di chat zoom sebanyak 3 kali, 3) peserta yang tidak mengisi daftar hadir dan evaluasi kegiatan tidak akan mendapatkan e-sertifikat, 4) peserta bertanggungjawab atas kebenaran isian data diri pada daftar hadir, 5) peserta wajib follow dan subscribe media sosial BPMP DKI Jakarta baik FB, IG, maupun YouTube.

5.Tata tertib berbaring

Selanjutnya Bu Seniwati membacakan tata tertib “Berbaring” yang berisi; 1) peserta masuk zoom 10 menit sebelum acara dimulai. 2) peserta menggunakan background zoom jika perangkat mendukung. 3) menonaktifkan suara

selama narasumber menyampaikan materi. 4) diskusi tanya jawab dipandu moderator, 5) mengajukan pertanyaan melalui kolom chat atau menyampaikan secara langsung dengan cara raise hand terlebih dahulu, 6) menyampaikan pertanyaan/ pendapat  dalam bahasa yang sopan. 7) mengisi link daftar hadir dan evaluasi kegiatan.

Salah satu ciri khas acara “Berbaring” adalah pembacaan pantun, maka Bu Seniwati memulainya dengan membaca pantun.

Suwe ora jamu

Jamu godhong delingo

Suwe ora ketemu

Ketemu lagi sama Bu Retno

Bu Heni Mulyani menyambung

Burung merpati menari-nari

Makasih Bu Wati

Yang cantik berseri

Sepanjang hari

Hidangan tersaji di atas piring

Dimakan hangat digigit renyah

Kita berjumpa dalam acara berbaring

Semoga Bapak dan Ibu sehat dan berkah

Bila hujan turun lebat

Enaknya minum anget capucino

Mari bapak ibu tetap semangat

Untuk menyimak paparan Bu Retno

Kemudian Bu Heni membacakan biodata narasumber yaitu Ibu Retno Listyarti dan menyampaikan tema “Berbaring” yaitu Mewujudkan Merdeka Belajar, Stop Kekerasan & Perundungan pada Siswa. Bu Retno menyapa peserta “Berbaring” dan mengucapkan terimakasih kepada panitia karena sudah diundang pada acara ini, kemudian meminta Bu Octa menayangkan ppt. Sementara menunggu Bu Octa menayangkan materi dalam bentuk ppt, Bu Retno menyampaikan apa yang telah disampaikan oleh Pak Nadiem Makarim (Mendikbudristek) tentang tiga dosa besar pendidikan kita yaitu maraknya perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Kemudian Pak Menteri membentuk Pokja, yang melibatkan Komisioner KPAI untuk menangani berbagai kasus di atas.

“Sedarurat apa sih?” Demikian beliau memulai, selanjutnya menunjukkan berbagai fakta yang sudah beredar luas di dunia maya. Misalnya, kasus pengeroyokan oknum pelajar di DKI Jakarta. Kasus kekerasan 9 pelajar di Malang terhadap temannya. Kasus di Jember, di Sulawesi Utara dan di Batang, Jawa Tengah.

Beliau juga menyarankan pentingnya sekolah mempunyai SOP yang mengatur tentang penanganan kasus kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Pemerintah juga sudah menerbitkan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Khusus di DKI Jakarta sudah mengeluarkan Pergub Nomor 86 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan.

Indikator terjadinya bullying atau perundungan menurut narasumber adalah; 1) perilaku agresif (dipicu dari pola pengasuhan yang negatif), 2) relasi kuasa yang timpang, 3) keberulangan, dan 4) paksaan yang menimbulkan ketidaknyamanan/ rasa sakit atau cedera. Ada pun bentuk-bentuk perundungan antara lain; 1) verbal contohnya membentak, bereriak, memaki, menghina, meledek, mencela, mempermalukan, dll, 2) fisik seperti menampar, mendorong, mencubit, menjambak, menendang, meninju, dll, 3) sosial seperti mengucilkan, membeda-bedakan, mendiamkan, dll.

Beliau melanjutkan bahwa Cyber Bullying adalah tindakan menyakiti, mengintimidasi, mengancam, mengucilkan seseorang melalui internet, jejaring sosial, mobile phone, atau teknologi digital. Mengapa bisa hal ini bisa terjadi ? Karena penggunaan gadget dan sosial media yang berlebihan.

Dampak perundungan diantaranya adalah ketidakstabilan emosi, gangguan fisik, penurunan nilai akademis, dan dampak sosial lainnya. Ada pun dampak anak kurban bullying misalnya 1) depresi (murung, enggan bergaul, ketakutan, dll), 2) kurang menghargai diri sendiri, 3) masalah kesehatan akibat psikologis, 4) prestasi akademik menurun, 5) timbul pikiran untuk menyakiti diri sendiri maupun bunuh diri.

 

Dampak anak yang menyaksikan bullying misalnya; 1) merasa ketakutan, 2) merasa tak berdaya untuk berbuat, 3) merasa bersalah karena tidak menolong, 4) dapat cenderung ikut berpartisipasi. Sedangkan dampak terhadap anak pelaku jika dibiarkan terus menerus mislanya;1) tidak memiliki empati, 2) berpikir bahwa bully adalah hal biasa, 3) berpotensi melakukan tindak kriminal.

Upaya pencegahan di DKI Jakarta:

  • Melalui Peraturan Gubernur No. 86 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan;
  • Melalui Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penaggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan.

Rekomendasi:

Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta.
Screenshot dari Channel YouTube Official BPMP Provinsi DKI Jakarta.

1.Perlunya sosialisasi Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan dan Pergub DKI Jakarta No. 86 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan.

2.Diperlukan bimbingan eknis (Bimtek) bagi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tentang implementasi kedua aturan tersebut, seperti membentuk satgas anti kekerasan, membangun sistem pengaduan, membuat SOP pencegahan dan SOP penanggulangan dalam penanganan tindak kekerasan yang terjadi di Satuan Pendidikan.

Pada sesi tanya jawab langsung terdapat 3 orang penanya yaitu; 1. Pak Kusnari, SDN Tambora 03 Pagi

2. Pak Asmawi, SMP Swasta di Jakarta Timur, dan 3. Ibu Amelia Nurali. Sedangkan pertanyaan yang disampaikan melaui chat room dan sempat dibahas adalah dari Pak Azis dan Ibu Meliana.

Acara “Berbaring” usai ditutup dengan pantun.

Ikan paus

Minum capucino

Kita beri  applaus

Untuk Ibu Retno

#berbaring #bpmpdkijakarta #stopkekerasan #merdekabelajar #perundungan #sosbud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun