Pendidikan untuk Semua: Strategi Efektif Tingkatkan Kemampuan Membaca Siswa Sekolah Dasar
Wichken Dwi Yuristin
wichken.dwi.2301516@students.um.ac.id
PENDAHULUAN:
Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, termasuk di tingkat sekolah dasar, yang memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan pengembangan kecakapan dasar mereka dan Salah satu sasaran utama sistem pendidikan adalah menjamin semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan berkualitas.
Di tingkat sekolah dasar, kemampuan membaca merupakan keterampilan fundamental yang harus dikuasai sejak dini (Ritonga & Rambe, 2022). Kemampuan membaca yang kuat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan lebih efektif, memperoleh informasi dari beragam sumber, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Namun dalam praktiknya, banyak siswa sekolah dasar yang masih kesulitan membaca. Padahal, meningkatkan kemampuan membaca bagi siswa SD/MI adalah hal yang sangat mendesak dan harus segera dilakukan. Kemampuan membaca yang baik merupakan fondasi penting bagi kesuksesan pendidikan mereka di masa depan. Di era informasi seperti sekarang, kemampuan membaca yang memadai memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber pengetahuan, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan berpartisipasi aktif di masyarakat (Syajida, 2024).
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan bahwa kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia usia 15 tahun berada di bawah rata-rata negara OECD, dengan perkembangan literasi membaca yang memprihatinkan (Puspendik, 2019).
Tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data dari UNESCO, tingkat minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, yaitu hanya sekitar 0,001%, yang artinya hanya satu dari setiap 1.000 orang yang tertarik pada aktivitas membaca.
Dalam penelitian lain berjudul World's Most Literate Nations Ranked yang dirilis oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca, menunjukkan betapa rendahnya antusiasme membaca di Tanah Air.
Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan kurangnya keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan budaya literasi sejak usia dini. Membaca buku cerita atau dongeng bersama anak, serta belajar atau membaca buku anak bersama orang tua, masih jarang dilakukan. Di tahun 2024, aktivitas tersebut hanya dilakukan oleh sekitar 17,21% dan 11,12% keluarga. Padahal, kegiatan ini berperan penting dalam mendukung perkembangan literasi anak sejak usia dini.
Kurangnya partisipasi orang tua dalam kegiatan pembelajaran bisa memperburuk kondisi literasi anak. Selain itu, metode pengajaran yang kurang variatif atau monoton juga sering kali menjadi penghalang dalam proses peningkatan kemampuan membaca siswa.
Melihat kenyataan ini, maka sangat penting untuk menerapkan strategi- strategi pembelajaran yang efektif dan dapat diakses oleh semua siswa. Dalam artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan berbagai strategi belajar efektif yang dapat digunakan oleh pendidik dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa di sekolah dasar.
PEMBAHASAN:
Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif untuk memahami fenomena yang terkait dengan perkembangan kemampuan membaca pada siswa sekolah dasar. Pendekatan ini memungkinkan peneliti menggali konteks, makna, dan perspektif yang ada dalam fenomena yang sedang dianalisis. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2025 yang berlokasikan di salah satu sekolah inklusi yang berada di Kota Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara dengan guru SD, serta pengumpulan artikel dan berita terkait dari berbagai sumber yang relevan. Ketiga teknik tersebut digunakan dengan tujuan agar dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai strategi belajar efektif yang dapat digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa di sekolah dasar.
Penelitian ini menunjukkan bahwa di kelas rendah terdapat beberapa siswa yang memiliki minat baca yang rendah. Rendahnya minat membaca siswa ini akibat dari kecanduan media sosial seperti Youtube dan TikTok yang membuat mereka lebih suka mengamati daripada membaca.
Hal ini dapat menghambat perkembangan berpikir kritis dan konsentrasi siswa tersebut. Kemudian setelah membaca berita terkait dari berbagai situs web memberikan informasi bahwa kompetensi guru yang memprihatinkan diperburuk dengan tidak adanya materi khusus pembelajaran membaca permulaan di dalam buku teks (lihat buku tematik kelas 1 SD). Akibatnya, siswa kehilangan peluang untuk mempelajari keterampilan membaca permulaan dengan cara yang terarah dan cukup memadai. Hal ini kemungkinan terjadi karena penulis buku teks lebih fokus pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang berbasis tema, sehingga mereka mengabaikan materi belajar membaca (puslitjakdikbud.kemdikbud).
Strategi pembelajaran yang efektif harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Ini dapat dicapai dengan memilih materi bacaan yang menarik, menggunakan beragam teknik pembelajaran, dan memberikan umpan balik yang dapat memotivasi siswa.
Dengan meningkatnya motivasi, siswa akan lebih termotivasi untuk berlatih membaca dan mengembangkan kemampuan literasi mereka. Metode yang digunakan oleh guru juga sangat berperan dalam keberhasilan pembelajaran membaca.
Berdasarkan penelitian (Mariamah et al., 2022), metode yang interaktif dan berbasis pemahaman kontekstual terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Dengan memilih metode yang sesuai kebutuhan siswa, guru dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih efektif. Berikut adalah penjelasan berbagai strategi tersebut.
Pembelajaran membaca di SD/MI memerlukan strategi yang efektif untuk membangun keterampilan literasi yang kuat pada siswa. Salah satu strategi krusial yang dapat diterapkan adalah metode fonik (Aminah Hanum, 2024), yang berfokus pada pengajaran hubungan antara huruf dan bunyi.Dengan pembelajaran fonik, siswa dilatih untuk mengenali dan melafalkan kata secara tepat, yang merupakan fondasi utama untuk membaca dengan lancar. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi siswa yang baru mulai belajar membaca karena memberikan landasan yang kokoh dalam memahami korelasi antara huruf dan bunyi.
Strategi pembelajaran yang berfokus pada pemahaman isi teks memegang peranan penting dalam meningkatkan keterampilan membaca (Khair, 2018). Dalam pendekatan ini, guru lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan siswa untuk memahami makna teks secara menyeluruh, melampaui sekadar membaca kata demi kata. Guru dapat memilih teks yang sesuai dengan usia dan minat siswa, serta memfasilitasi diskusi kelas mengenai isi bacaan. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar membaca dengan lancar, tetapi juga mampu memahami pesan yang terkandung dalam bacaan, yang pada gilirannya akan memperkaya kemampuan literasi mereka secara signifikan.
Strategi pembelajaran yang memanfaatkan permainan atau pembelajaran berbasis game terbukti efektif dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa (Diana, 2022). Melalui permainan yang dirancang khusus, siswa dapat belajar membaca dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Sebagai contoh, permainan kata, teka-teki silang, atau aplikasi pembelajaran berbasis permainan dapat membantu siswa melatih keterampilan membaca sambil meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas mereka. Dengan mengintegrasikan elemen hiburan dalam pembelajaran, siswa akan lebih terlibat dan termotivasi untuk terus belajar membaca.
Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran membaca dapat memperluas dan meningkatkan pengalaman belajar siswa. Dengan memanfaatkan berbagai aplikasi dan platform digital, siswa dapat mengakses materi bacaan yang lebih bervariasi dan interaktif. Contohnya, e-book, aplikasi pembelajaran membaca, atau video interaktif dapat membantu siswa memperdalam pemahaman mereka terhadap teks. Teknologi juga menyediakan fleksibilitas dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat membaca di luar waktu sekolah dan melanjutkan proses belajar di rumah melalui perangkat digital.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)Â juga terbukti menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa (Diana, 2022). Dalam metode ini, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk membaca dan mendiskusikan materi secara bersama-sama. Melalui interaksi dengan teman sebaya, mereka saling membantu dan bertukar pemahaman tentang teks yang dibaca. Selain meningkatkan keterampilan membaca, strategi ini juga mengasah kemampuan sosial dan kerja sama siswa, yang sangat penting dalam proses belajar.
Membangun lingkungan yang mendukung literasi di luar kelas merupakan strategi yang sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Lingkungan yang kaya akan bahan bacaan, seperti perpustakaan yang lengkap, ruang baca yang nyaman, serta akses mudah ke buku dan majalah, dapat mendorong siswa untuk terus membaca di luar jam pelajaran formal. Sekolah juga dapat menyelenggarakan program membaca bersama orang tua atau kegiatan membaca yang melibatkan masyarakat. Hal ini bertujuan agar kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan dan tidak terbatas pada waktu pembelajaran saja.
Dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti pembelajaran fonik, pemahaman teks, pembelajaran berbasis permainan, dan pemanfaatan teknologi, siswa dapat mengembangkan keterampilan membaca yang lebih baik dan berkelanjutan. Kemampuan membaca yang kuat sejak dini tidak hanya memengaruhi pencapaian akademik dalam jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk kesuksesan di masa depan.
Siswa yang memiliki kemampuan membaca yang baik memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas, mengasah keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan kemampuan komunikasi. Selain itu, keterampilan membaca yang kuat juga berdampak positif pada perkembangan sosial dan emosional siswa, karena mereka dapat lebih memahami teks-teks yang berkaitan dengan berbagai situasi kehidupan serta membangun rasa percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
PENUTUP:
Pemanfaatan berbagai strategi pembelajaran yang melibatkan teknologi, pendekatan diferensiasi, dan pembelajaran kooperatif dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca siswa. Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi siswa, sehingga dibutuhkan pelatihan lanjutan agar mereka dapat menerapkan metode pembelajaran yang lebih beragam, kontekstual, dan menarik. Selain itu, penting untuk menciptakan suasana yang mendukung literasi di luar kelas, misalnya dengan mengadakan program membaca bersama orang tua atau komunitas, demi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi berkembangnya minat baca.
Kemampuan membaca yang baik pada usia dini tidak hanya memberikan dampak positif pada pencapaian akademik, tetapi juga memainkan peran penting dalam perkembangan sosial, emosional, dan keterampilan komunikasi. Pembelajaran membaca yang efektif diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Melalui penerapan strategi-strategi tersebut, diharapkan siswa akan mengalami peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca, sehingga mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI