Mohon tunggu...
Sasmito Wibowo
Sasmito Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Merantau ke Jakarta sejak umur 5 tahun. Belajar kerja sore hari sepulang sekolah di SMAN3 Jakarta.Mendapat beasiswa pendidikan sejak S0 (Akademi Ilmu Statistik Jakarta), S1 (IPB, Bogor), S2 (North Dakota State University,USA), dan S3(Southern Illinois University,USA). Selain bekerja di BPS sejak 1980 dan menangani stat distribusi, stat pertanian, stat. industri, statistik keuangan, teknologi informasi, pariwisata, dan statistik harga, juga menjadi dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Universitas Gunadarma, dan Universitas Trisakti Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prediksi Capres/Wapres 2014

17 Oktober 2013   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:25 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakyat Indonesia mau tak mau harus menentukan siapa pemimpin baru mereka mulai 2014 mendatang.  Ditengah hujatan tak henti-hentinya oleh sekitar 40% penduduk Indonesia yang tidak memilihnya di 2009 lalu, Presiden SBY mungkin tetap mempunyai peluang terbesar untuk dipilih kembali. Namun UU Dasar 1945 tidak memungkinkan hal tersebut.  Oleh karena itu harus ada kandidat presiden/wapres lain yang perlu kita pilih tahun depan.

Untuk itu, kita perlu pikirkan apa prioritas kita di tahun 2014-2019? Pemerataan, Pertumbuhan Ekonomi, atau Kepastian Hukum?

Tanpa menafikan calon-calon lain, jika pemerataan yang menjadi kebutuhan utama masa depan, kandidat terkuat adalah Jokowi atau Megawati. Kalau Pertumbuhan Ekonomi, adalah Dahlan Iskan. Sedangkan kepastian hukum  dijagoi oleh Machfud MD.  Kandidat ini sipil semua. Sehingga kandidat kuat untuk wapres cenderung yang ada pengalaman disiplin/militer.

Berkaca pada masa presiden yang cukup lama memerintah Indonesia. Bung Karno fokus pada "mangan ora mangan kumpul" atau pemerataan. Pak Harto mengejar pertumbuhan ekonomi, sedangkan SBY berusaha membentuk kepastian hukum.  Kontribusi presiden yang singkat masa pemerintahannya: Gus Dur, Pak Habibie, dan Ibu Mega adalah menjaga keutuhan NKRI. Tanpa beliau bertiga terakhir, Indonesia mungkin sudah pecah menjadi 9-12 negara kecil dan primordial.

Kembali ke calon pemimpin bangsa tahun 2014-2019, Jokowi atau Megawati mempunyai peluang besar terpilih jika memilih calon wakil presiden yang tepat, yaitu mampu fokus pada pertumbuhan ekonomi atau kepastian hukum. Ada beberapa pilihan cawapres: Jusuf Kalla, Ahok, Aburizal Bakrie, Hatta Radjasa, Gita Wiryawan, Abraham Samad, Yusril Ihza Mahendra, Prabowo Subianto.

Dahlan Iskan memerlukan cawapres yang mau fokus dalam pemerataan pembangunan dan kepastian hukum. Beberapa nama yang mungkin dipilih sebagai cawapres adalah: Anis Baswedan, Machfud, Prabowo Subianto, Edi Pramono Wibowo, Abraham Samad,Wiranto

Machfud MD butuh cawapres yang ahli meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pemerataan sosial ekonomi.  Sehingga pilihan Machfud MD untuk cawapres seyogyanya antara lain Dahlan Iskan, Jusuf Kalla, Hatta Radjasa, Aburizal Bakrie,  Anis Baswedan,  dsb.

Jika yang maju hanya Jokowi/Megawati, Dahlan Iskan, dan Machfud MD; maka pasangan capres/cawapres di 2014 kemungkinan besar adalah: Megawati/Prabowo, Jokowi/Hatta Radjasa atau Jokowi/Abraham Samad, Dahlan Iskan/Wiranto atau Dahlan Iskan/Prabowo atau Dahlan Iskan/Abraham Samad, dan Machfud/Jusuf Kalla.  Kombinasi lain mungkin ada, namun perlu  usaha lebih keras selama beberapa bulan ke depan untuk dapat diterima masyarakat yang majemuk ini.

Siapapun yang terpilih, nampaknya hanya dapat fokus 2 dari 3 hal (pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan kepastian hukum), sehingga terbuka ruang yang lebar bagi partai oposisi di tahun 2014-2019 untuk berkontribusi dalam kehidupan demokrasi Indonesia yang luar biasa.

Semoga sukses dan hidup Indonesia!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun