Mohon tunggu...
Wenisah AlfionitaPurba
Wenisah AlfionitaPurba Mohon Tunggu... Penulis - Sebagai senja yang terlantar dalam durja

Junior Teacher at Sekolah Dian Harapan Makassar Mahasiswi S1 Universitas Pelita Harapan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona vs Iman

17 April 2020   08:03 Diperbarui: 17 April 2020   08:20 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi apa pendapatmu?Apakah ketakutan kepada corona hal yang salah? Rasa takut merupakan hal yang tidak wajar! 

Tidak boleh takut! Mungkin kita sering ditegur oleh kelimat di atas, namun mari kita belajar bersama. rasa takut adalah tanda bahwa kita memberikan respon terhadap sesuatu. Secara refleks kita ketakutan yang membuat kita menjadi cemas. 

Rasa takut adalah hal yang wajar dan harus dirasakan, melalui rasa takut kita mengetahui betapa kita mencintai orang yang sudah pergi, betapa berartinya hidup bagi kita dan juga menimbulkan sikap berjaga-jaga dalam diri kita pribadi.Iman tidak menyuruh untuk hilangkan rasa takut. Iman membuat kita menjadi takut akan Tuhan dan menjadikan kita tetap berada pada rel yang sudah Dia sediakan bagi kita. Tuhan memelihara umatNya dalam melewati setiap anak tangga.Corona? 

Sekarang kita mengetahui betapa lemahnya manusia, betapa kita tidak berdaya di dalam dunia yang fana, dan betapa lemah iman kita yang kadang berpaling karena putus asa.Jadi bagaimana? Sebagai seorang manusia yang begitu istimewa mari meluangkan waktu untuk berefleksi dan melihat apa yang sebenarnya kita takuti karena rasa takut itu harus benar. 

Jangan takut kepada kematian, tapi takulah kepada perilaku yang menyimpang.Setelah corona bagaimana imanmu? Corona jangan membuat imanmu semakin merosot sebab dunia yang asli sudah ada di depan mata yaitu sebagai dunia yang penuh dosa, jadi mari berbalik kepada kebenaran yaitu Tuhan.Siapapun kita dan siapapun Tuhan kita, aku percaya Dia ada untuk memelihara kita. Kepergian setiap nyawa pertanda bahwa di dunia tidak ada yang abadi.yuk berdoa!Salam Hening.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun