Pertama kali saya mengenal istilah sabana, atau savanna, adalah ketika masih duduk di bangku SMP pelajaran geografi. Katanya di Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumbawa dan sekitarnya. Sekitar awal tahun 2014 saya membaca di situs internet bahwa sabana ternyata ada juga di Pulau Jawa! Rasa penasaran saya tergelitik ditambah waktu itu saya memang sudah ada rencana untuk ke Jawa Timur karena akan mengunjungi Kawah Ijen. Tidak lama kemudian taman nasional ini sudah ditambahkan ke itinerary kami. Personil yang akan berangkat kali ini adalah sebagian dari Komsaro (baca kisah perjalanan saya ke Gunung Bromo). Mari saya perkenalkan sedikit tentang sabana yang belakangan ini sedang naik daun dan dikunjungi oleh banyak traveler di Indonesia : Taman Nasional Baluran!
Saya berangkat ke Surabaya dari Jakarta, Stasiun Senen menggunakan kereta api Gumarang kelas ekonomi AC bersama teman saya, Sarah. Perjalanan kami tempuh selama kira-kira 12 jam. Tiba di Surabaya subuh Pk 04.00 dijemput oleh teman kami yang lain, Yanu. Sudah 3 bulan berlalu sejak terakhir kali saya bertemu dengan Yanu, tidak ada yang  berubah. Walaupun hari sudah subuh tapi dia tetap menanti kami di stasiun kota Surabaya dengan senyum dan siap membantu Sarah membawa barang-barangnya. 1 lagi anggota Komsaro yaitu Asril akan bertemu dengan kami hari itu Pk 18.00 selepas maghrib karena kami akan segera berangkat ke Baluran yang akan dilanjutkan ke Kawah Ijen. Saya, Sarah, Yanu, dan Asril adalah anggota Komsaro yang akan berangkat dalam perjalanan kali ini.
[caption id="attachment_398272" align="aligncenter" width="350" caption="Berfoto dulu di samping Gumarang. Ular besi ini akan segera membawa saya dan Sarah menuju ke Surabaya!"][/caption]
Yanu menurunkan saya dan Sarah di rumah Sarah pagi itu, kemudian dia harus berangkat kerja dahulu dan sorenya akan kembali berkumpul di rumah Sarah, sedangkan saya dan Sarah tidur sejenak melepas lelah selama di kereta dan kemudian menyiapkan barang-barang yang akan dibawa dalam perjalanan. Selain kami berempat, seorang teman baru akan menemani perjalanan kita kali ini, yaitu Oca, teman Sarah. Yap, perjalanan seperti ini sangat membuka kesempatan untuk bertemu dengan orang baru dan menjalin pertemanan baru. Saya sendiri sudah kangen bertemu dan mendengar celetukan jayus (tapi lucu sih hahahah) dari Asril. Teman saya yang 1 ini, caur banget deh! Profesi sih boleh guru dan (katanya) Pak Kepsek tapi kelakuannn!!! Ada-ada saja celotehan dan gayanya yang bisa mengocok perut kami.
Malam sekitar Pk 21.00 akhirnya semua berkumpul di rumah Sarah. Yanu, Asril, dan Oca tambahannya. Semua menumpuk barang dan saling mengingatkan apakah ada yang tertinggal atau tidak. Berikut adalah daftar barang yang mesti dibawa ketika akan berencana untuk trekking di gunung :
- jaket tebal
- minuman
- kaos kaki lebih siapa tau suhu di atas sedang drop jauh
- baju ganti tambahan
- makanan kecil
- sarung tangan, topi, syal