[caption id="attachment_420793" align="aligncenter" width="467" caption="ini menu tepat seperti yang kami pesan"]

[caption id="attachment_420796" align="aligncenter" width="467" caption="makanan khas daerah Kansai. wajib coba disamping takoyaki"]

Tips memesan okonomiyaki : pesan yang original, karena yang extra itu artinya di dalam adonan telurnya ditambahkan soba lagi. Sebaiknya pesan soba terpisah saja. Porsinya sangat besar, okonomiyaki di sana bukan cemilan, tapi memang menu utama. Kenyang loh makannya! Saya memesan 2 menu ini menghabiskan ber2 sungguh kepayahan. Ini sih porsi untuk 3-4 orang!
Makan di kedai ini membutuhkan antri sekitar 30 menit, tempatnya sangat kecil. Di setiap meja terdapat meja panggang sendiri jadi makanan tetap hangat. Oh ya.. cash only loh ya, kedai ini tidak menyediakan tempat gesek CC!
[caption id="attachment_420812" align="aligncenter" width="640" caption="pardon the english..it says : CASH ONRY!!!"]

7.BEEF BOWL
YOSHINOYA
JPY 350 (IDR 37.600) porsi kecil dan JPY 600 (IDR 64.500) porsi besar.
Lokasi : ada di mana-mana, liat saja lambangnya Yoshinoya =D. yang saya makan kebetulan letaknya di dekat hotel saya di Kyoto, jadi turun di subway station Kujo, exit 4.
Yoshinoya di Jepang, bentuknya kedai seperti fast food. Datang-duduk-pesan-dalam tempo 5 menit makanan sudah datang beserta bon per menu-bayar. Bedanya apa sama Yoshinoya di Jakarta?
Dari harga, jelas lebih murah di Jepang! Porsi kecil sekalipun sudah mengenyangkan, tapi tidak bisa sharing. Selain itu Yoshinoya di Jepang menyediakan menu non-halal, dan menu non-halal ini enak sekali! Kalah enak sama beefnya =D Sayang sekali saya tidak punya foto Yoshinoya Jepun!
Dari harga,Yoshinoya di Jepang lebih murah dibanding di Jakarta! Porsi kecil sekalipun sudah mengenyangkan, tapi tidak bisa sharing. Selain itu Yoshinoya di Jepang menyediakan menu non-halal, dan menu non-halal ini enak sekali! Kalah enak sama beefnya =D
SUKIYA
JPY 350 (IDR 37.600)
Lokasi : ada di mana-mana, tapi kebetulan yang saya coba adalah di dekat hotel Best Western, Tokyo. Turun di station Nishi Kasai, South Exit, letaknya di hoek sebuah persimpangan jalan.
[caption id="attachment_420808" align="aligncenter" width="350" caption="coba nanti bandingkan harganya dengan yang di Central Park Jakarta yaa"]

[caption id="attachment_420810" align="aligncenter" width="467" caption="dan coba nanti bandingkan menunya dengan yang di Central Park Jakarta =P"]

Keunggulan : buka 24 jam! Jika dibandingkan dengan Yoshinoya, enak mana ya? Saya bingung karena dua-duanya sama enak =P
Oh iya dengar-dengar Sukiya ini akan buka di Jakarta loh, tepatnya di Central Park Mal. Mari kita coba dan bandingkan, enak di Jepang atau di Jakarta yah!
8.SUSHI DAN SASHIMI
JPY 3000 (IDR 325.000)
Lokasi : Tsukiji Fish Market, Tokyo. Turun di subway station Tsukiji, jalan ke arah Buddhist Temple, lurusss saja tidak lama sudah terlihat lokasi fish marketnya.
[caption id="attachment_420811" align="aligncenter" width="350" caption="sashimi nya di kanan atas, maaf kecil. ambil fotonya diam-diam hihi.. credit to Bobby Wijaya for taking this pic!"]

Saya akan membahas tentang daerah ini di ulasan itinerary saya, karena menurut saya Tsukiji Fish Market merupakan salah 1 tempat yang wajib dikunjungi penggemar sushi dan sashimi! Thanks to Bobby Wijaya, seorang teman yang mengajak saya ke tempat ini.
Sashimi di sini fresh! Jangan dilihat dari harganya yang memang terhitung mahal, tapi sashiminya bukan cuma 4 potong! Banyak isinya dan beraneka jenis ikan, telur ikan, dan gurita (bahkan ada yang isinya sea-urchin!). Semuanya segar, makannya pun mesti antri sekitar 45 menit dan pesan dari depan. Kedainya super kecil, tidak ada meja tamu, yang ada hanya meja bar. Sayang tidak boleh berfoto di dalam jadi saya tidak bisa memperlihatkan situasinya. Mungkin hal ini dimaksudkan untuk mempercepat makan dan memperpendek antrian. Sebenarnya jika ingin makan sashimi dengan harga lebih murah sekitar JPY 2.000-an juga ada, tinggal pilih saja kedainya. Kebetulan saya bepergian dengan 2 pria yang sudah kelaparan dan malas mengantri panjang sampai 3 lapis, maka kedai seharga ini yang saya pilih karena kebetulan antriannya tidak sepanjang yang lain.
Jadi jika saya boleh mengkalkulasi biaya makan dalam sehari, dan andaikan traveling berdua (jadi bisa sharing makanan) dan makan sehari 3x adalah seperti berikut :
Onigiri pagi : JPY 125 (IDR 13.500)
Katsu-set menu (lunch) : JPY 1.000 (IDR 107.500) bagi 2 sharing jadi IDR 54.000/orang
Ramen (dinner) : JPY 970 (IDR 105.000) bagi 2 sharing jadi IDR 52.500/orang
Total biaya makan sehari/orang = JPY 1.110 (IDR 120.000)
Jika Anda seperti saya, makan tidak perlu sehari 3x, maka biaya Anda akan seperti ini :
Sarapan : tidak sarapan hanya minum kopi à modal air mineral JPY 100 (IDR 11.000) bisa untuk 2 hari nih air mineral.. jadi hanya JPY 50/hari.
Saya tidak lunch ataupun dinner, tapi saya makan sore setelah lelah mengeksplor kota, anggaplah saya makan ramen JPY 970 sharing berdua = JPY 485 (IDR 52.500)
Total biaya makan sehari/orang = JPY 535 (IDR 58.000)
Nah.. silakan atur sendiri pola makan Anda selama di Jepang! Menurut saya sih, sehari IDR 120.000 buat makan tidak mahal yah.. toh kalau kita makan di mal boleh jadi malah 1 menu harganya juga segitu. Kurang lebih sama seperti di Jakarta kan? Kabar gembira untuk kita semua adalah semua restoran di Jepang yang saya datangi dari yang murah sampai mahal, dari yang bentuknya kedai sampai restoran, dari yang siap saji seperti Yoshinoya ataupun yang dimasak lebih dahulu seperti di Gion : mereka menyediakan minuman, entah air mineral atau ocha (hangat/dingin), free! Bahkan jug-nya tersedia di atas meja, silakan refill sendiri! Hehehe..
Sedikit tips dari saya dalam mencari makan di Jepang : buang buku Lonely Planet Anda! Eksplor sendiri kedai makan yang bertebaran di sekitar hotel, theme park, kuil, gang, apapun itu! Semua kuliner Jepang tidak ada yang tidak enak, tapi ini versi saya. Coba temukan kuliner kesayangan versi Anda, seperti saya menemukan kuliner kesayangan saya si Negitaro, maka tempat itu akan meninggalkan kesan mendalam bagi Anda seperti : “kalau saya punya kesempatan kembali ke Jepang maka restoran ini akan masuk dalam top list saya.” Menarik bukan?
Tips kedua dari saya : carilah lokasi hotel/guest house yang merupakan pusat makanan. Kalau di Tokyo menurut saya daerah Nishi-Kasai, Ginza, Shibuya, dan Akasaka-Mitsuke. Di daerah itu tiap belokan gang pasti sarat kuliner mulai dari ramen, udon, tempura, soba dingin, sashimi, katsu, tendon, sampai ke kuliner Barat!
Semoga tulisan saya bisa memberi informasi yang cukup, walapun seperti prinsip ekonomi “ceteris paribus”, jadi harga hanya bisa sama jika situasi dan kondisi juga tidak berubah =D. Oh iya jika ada yang ingin ditanyakan, boleh email ke wenikurniawan@yahoo.com atau tinggalkan komentar di account instagram saya @kurniawanwenny , apabila saya bisa membantu menjawab pasti akan saya jawab. Sampai jumpa di ulasan saya tentang SHOPPING di Jepang!! Yeiyyy! =))
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI