Mohon tunggu...
Weni Fitria
Weni Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Belanja Aneka "Pabukoan"? Boleh-Boleh Saja, Asal Jangan Mubazir

2 Mei 2020   21:27 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:29 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka ragam kuliner tradisional | Foto: Dok.Dinas Pariwisata Padang

Namun pada Ramadan tahun 2020 ini, saya melihat fenomena yang demikian sedikit mengalami penurunan. Menurut pengalaman pribadi saya yang cukup sering berbelanja makanan dan minuman pabukoan, fenomena belanja tersebut sangat jauh berkurang.

Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19 yang tengah melanda diberbagai sudut negeri. Sehingga membuat orang-orang membatasi diri untuk menjual maupun membeli makanan dan minuman untuk berbuka.

Di daerah saya bahkan beberapa pasar Ramadan yang atau pasar pabukoan biasanya dibawah ijin pemerintah pun ditutup. Memang masih ada beberapa yang beroperasai, namun tetap harus mengikuti prosedur pencehagan Covid-19.  Pengunjungnya ternyata tidaklah seramai Ramadan tahun-tahun sebelumnya.  

Saya beberapa kali dalam satu minggu ini, memberanikan diri keluar rumah untuk sekedar membeli beberapa jenis makanan berbuka. Saya justru tidak menemukan kesemarakan pengunjung yang tengah berburu makanan dan minuman berbuka seperti tahun-tahun sebelumnya.  

Namun bukan berarti fenomena berbelanja  makanan dan minuman untuk berbuka (pabukoan) tersebut hilang sama sekali. Ketika beberapa kali saya keluar rumah tersebut, masih terlihat sebagian masyarakat yang tetap berbelanja, meskipun tidak seramai waktu sebelumnya.

Berbicara masalah fenomena berbelanja berbagai jenis makanan dan minuman untuk berbuka ini memang sesuatu yang cukup menarik. Ada suatu pertanyaan yang mungkin penting kita lontarkan, yakni sebatas manakah kewajaran kita dalam berbelanja berbagai jenis makanan dan minuman untuk berbuka ini?


Pertanyaan seperti ini patut  timbul, karena seringkali kita memang kebablasan alias tidak terkontrol ketika berbelanja aneka takjil atau pabukoan tersebut. Misalnya saya, beberapa kali saya pernah hilang kendali dalam hal tersebut.

Saking asyiknya berburu aneka pabukoan  untuk  berbuka, saya lupa bahwa belanjaan saya sudah sangat berlebihan dari kebutuhan. Akibatnya, makanan dan minuman tersebut kemudian menumpuk di meja makan.

Bahkan saya pernah mengalami beberapa jenis makanan yang habis dibeli, tidak tersentuh sama sekali. Itu disebabkan kami sekeluarga sudah kekenyangan dan tak sanggup lagi menikmati semua jenis makanan dan minuman yang terlanjur dibeli tersebut.

Ini merupakan sebuah contoh yang semestinya tidak patut terjadi. Karena disamping menghilangkan makna dan arti dari berbuka puasa, hal seperti ini tentunya tidak elok jika ditinjau dari sisi manapun.

Misalnya dari segi ekonomi, sangatlah tidak sesuai dengan prinsip ekonomi. Dalam ekonomi tentunya kita harus benar-benar menghitung pengeluaran secara tepat, jangan sampai ada yang terbuang percuma karena itu sangat merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun