Mohon tunggu...
wenny prihandina
wenny prihandina Mohon Tunggu... Administrasi - penerjemah

tertarik pada rasa kata dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Presiden Tak Pandai Berbicara, di Situlah Rakyat Merasa Sedih

8 Maret 2018   22:42 Diperbarui: 8 Maret 2018   23:00 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: nytimes.com

Jokowi tidak sendiri. Jika Anda pernah nonton film The King's Speech, Anda dapat menemui kasus yang hampir sama. Film yang diadopsi dari kisah nyata itu bercerita tentang King George VI, ayah dari Queen Elizabeth II, ibu Pangeran William.

Hanya saja di film tersebut, calon Raja Inggris itu gagap bicara, bukan tidak pintar berkata-kata. Setidaknya dari The King's Speech dapat diambil pelajaran bahwa seseorang tidak perlu malu untuk belajar apa yang menjadi kekurangan dirinya meskipun dia seorang pangeran calon dari Raja Inggris ataupun Presiden Republik Indonesia.

Sang istri dari King George yang mencarikan seorang terapi bicara merupakan gambaran perjuangan untuk memberikan yang terbaik bagi sang suami. Inilah yang perlu ditiru oleh Ibu Iriana sebagai bentuk cinta pada Pak Jokowi. Pasti ibu tidak ingin bapak diejek melulu oleh rakyatnya.

Pelajaran lain yang tidak kalah penting dari kisah The Duke of York ini, bicara adalah nomor satu sebagai pemimpin. Ia sangat ketakutan kalau rakyatnya sampai tahu kalau ia gagap dalam bicara. Itu yang kemudian menjadi motivasi dirinya berubah agar rakyat Inggris tidak kecewa.

Berbicara itu melahirkan pendapat bagi pendengar, maka dari itu berhati-hatilah dalam berbicara. Diam itu tidak selalu emas. Terlalu banyak diam dapat dinilai pengingkaran tanggung-jawab dan banyak disalah-artikan.

"Orang bijak berbicara karena mereka mempunyai sesuatu untuk dikatakan, Orang bodoh berbicara karena mereka ingin mengatakan sesuatu," ujar Plato, Filsuf Yunani 427 SM-347 SM. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun