Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Paramadina

Bekas guru dengan konsentrasi bidang sejarah, politik nasional dan internasional

Selanjutnya

Tutup

Money

Airlangga Hartarto dan Kebijakan Biodiesel untuk Akselerasi Energi Bersih Indonesia

28 Maret 2022   11:31 Diperbarui: 28 Maret 2022   12:04 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang dengan menjadi presidensi G20,  melalui program biodiesel Indonesia punya panggung berikut untuk memperlihatkan komitmen serta kerja nyata tentang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 

"Kami ingin menunjukkan mandatori biodiesel sebagai bagian dari event Road to G20 yang diadakan bersamaan dengan meeting G20 Energy Transitions Working Group di Yogyakarta," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Dengan mandatory biodiesel,menjadi penegas bagi Indonesia dalam komitmennya untuk akselerasi transisi energi bersih melalui kebijakan biodiesel untuk meraih net zero emission. 

Komitmen menggunakan minyak sawit sebagai bahan dasar biofuel akan mendukung Indonesia mencapai target keamanan energi dan bauran energi sebesar 23% di 2025. 

"Industri minyak sawit siap mendukung visi tersebut, karena penggunaan B30 di 2021 saja diperkirakan sudah menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebanyak 24,6 juta ton CO2, dan jumlah ini setara dengan 7,8% dari target pencapaian energi terbarukan di 2030," jelas Menko Airlangga.

Saat ini  produksi B30 di 2021 mencapai sekitar 9,4 juta kiloliter atau setara dengan 64,14 juta barel. Konversi dari CPO ke B20 telah meningkatkan nilai tambah hingga Rp13,19 triliun, untuk menjaga cadangan devisa senilai US$2,64 miliar, dari pengurangan impor bahan bakar fosil. 

"Saya ingin menekankan peran kebijakan biodiesel yang berpengaruh terhadap ekonomi, misalnya untuk memenuhi permintaan dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, ekonomi hijau, stabilitas harga minyak sawit, dan pendapatan petani kecil, yang nantinya akan berkontribusi dalam pencapaian United Nations 2030 Sustainable Development Goals," papar Menko Airlangga.

Indonesia tidak akan berhenti hanya sampai kepada B30, tetapi juga mengejar green fuel dapat menggantikan minyak diesel, lalu green gasoline dapat menggantikan gasoline, dan bioavtur dapat menggantikan fossil avtur.

Indonesia percaya, program dan percepatan yang dilakukan saat ini, pada gilirannya akan sejajar dengan apa yang diinginkan masyarakat dunia... Pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan pelestarian alam, dengan menempatkan manusia dan alam sebagai subjek setara.

Ini bukan cita-cita utopia, karena dengan biodisel sebagai langkah pembuka, impian tersebut sebenarnya mulai menemukan bentuknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun