Mohon tunggu...
David Welkinson
David Welkinson Mohon Tunggu... PNS -

Saya pelayan masyarakat dengan latar pendidikan S1 Ilmu Komunikasi. Saya lulusa Universitas Indonesia angkatan 2008.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyikapi Insiden Tolikara

25 Juli 2015   15:25 Diperbarui: 25 Juli 2015   15:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari ini ramapai pembicaraan, diskusi-diskusi serta pembahasan mengenai inseden pembakaran masjid di Tolikara. Mulai dari pemuka agama, aparat keamanan, pemerintah, dan intelijen, bahkan politikus angkat bicara. Namun sepengetahuan saya hampir semua komentar mengena pada pokok permaslahan. Komentar-komentar yang diberikan cenderung melebar dan tidak fokus pada dasar permaslahan, yang pada akhirnya membuat masyarakat semakin bingung.

Saya sendiri merasa bingung untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya. Harusnya Pemerintah harus cepat memberikan klarifikasi kepada masyarakat agar informasi tidak simpang siur, sehingga masyrakat tidak mudah terpancing isu-isu yang dapat menyulut konflik yang lebih luas.

Melalui tulisan ini saya ingin sedikit berbagi opini kepada kawan-kawan umat islam dan masyarakat pada umumnya terkait insiden Tolikora. Bagaimana kita menanggapi insiden tersebut seharusnya agar tujuan dari dalang dari terjadinya inseden tersebut tidak tercapai. 

Terjadinya insiden tersebut tentu ada tujuannya. Kenapa masjid ? Kenapa pada hari Raya? Lalu kenapa pula muncul surat Edaran GIDI? tentu semuanya bukanlah keetulan, semua sudah direncanakan. kita semua mungkin sudah menyadari hal tersebut. Tapi mungkin tidak semuanya bisa menanggapi hal ini den bijak. 

Jika memang ini sudah direncanakan pastilaj ada tujuan yang besar yang ingan dicapai oleh intlektual di balik insiden ini. Lalu apa tujuannya? apakah agar umat islam dan kristen terpecah belah saling berkonflik? apakah supaya umat islam mebalas kejadian tersebut dengan bertindak anarks? Iya, itu semua sebagian dari tujuan yang mungkin ingin mereka capai. Dan pada akhirnya yang mereka inginkan adalah perpecahan di antara masyakat di Papua sehingga mereka lebih gampang untuk mencapai tujuan mereka yang sebenarnya. Apa itu? Mugkin melepaskan Papua dari Indonesia, atau paling tidak menguasai Sumber Daya Alam yang ada di Papua. 

Lalu bagaimana menyikapi inseden ini agar tujuan mereka tidak tercapai?

Umat Isalam dan Kristen, jangan sampai terpancing oleh isu-isu yang mengarah pada SARA yang bisa minimbulka konflik lebih luas. Tunjukkan pada mereka kalau umat islam dan kristen itu bersadara dan saling membantu. 

Terhusus bagi saudaraku umat islam. Lihatlah mengapa mereka acapkali memanfaatkan kita umat islam untuk mencapai tujuan mereka. Salah satuya karena masih banyak sekali sudara-saudara ku yang mudah sekali terpancing hal-hal seperti ini dan akhirnya bertindak anarkis. Sekarang mereka tidak hanya memancing secara fisik, mereka juga ada dalam lingkungan kita. Bertindak bak ulama, tetapi memberikan fatwa dan petunjuk radikalisme yang mengarah pada muncunya konflik. Jangan sampai kita terpancing, semakin mudah kita tersulut dan semakin sering umat islam bertindak anarkis kita akan semakin mudah mereka rusak dan mereka manfaatkan. 

Pemerintah, harus bisa memberikan solusi yang mendasar dalam artian bukan menyelasaikan hanya memberikan solusi untuk iniden ini. Tapi, bagaimana agar peluang untuk terjadinya insiden-insiden serupa dikemudian hari. 

Bagi aparat keamanan, terjadinya insiden ini tentu sangat mencoreng wibawa aparat keamanan (Polri, TNI, BIN). B Bagaimana tidak BIN bisa lengah, Polri bisa kalah cepat, serta TNI kalah tanggap. 

Serta bagi masyarakat umum, kita semua hendaknya tidak meberikan komentar-komentar yang melebar yang berbau SARA. Kita harus saling menguatkan, dengan demikian usaha-usaha pihak yang ingin memancing konflik akan semakin susah tercapai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun