Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - A mother of 2 kids, who lives in Japan.

Author of Unbelievable Japan 1-3 and Amazing Japan. IG : unbelievable_japan123 Akun lama : https://www.kompasiana.com/weedykoshino

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dapet Omiyage, Oleh-oleh Tak Terduga dari Teman Jepang

31 Januari 2023   20:04 Diperbarui: 31 Januari 2023   20:06 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapet Gyoza pernah, terus dapet apa lagi yaa?? TUMIS KUPING BABI doonggg !! hahahaha kalo inget ini bikin sayaa nyengiiirr :D

Jadi begini, ibu Jepang yang satu apartemen juga, nah anaknya satu kelas sama si bungsu. Suatu ketika, ada acara sekolah yang kita orang tua harus hadir. Biasanya sih kita, emak-emak mah ngonthel ya, konvoi naik sepeda bareng-bareng dari apartemen. Karena hujan saya nyerah naik sepeda, akhirnya saya bawa mobil. Saya ajak emak-emak Jepang ini ke acara sekolah naik mobil bareng. Pulangnya pun kita bareng karena memang satu apartemen. Udah nih ya, pas sampe rumah kita semua bubar jalan wkwkwkwk

Gak lama, tiba-tiba rumah saya di bel, pas saya buka ternyata ibu Jepang sebut saja namanya Reiko san, salah satu ibu yang ikut mobil saya ke acara sekolah. Dia bawa satu plastik bungkusan yang isinya telor 1 pack dan 1 pack makanan. Katanya, dia berterimakasih karena boleh ikut mobil saya tadi siang. Kalau di Jepang ini disebut budaya OKAESHI, bentuk tanda terima kasih saat kita merasa terbantu atau tertolong oleh seseorang dengan memberikan sesuatu, biasanya makanan. 

Reiko san pun menjelaskan, kalau telur itu adalah telur khusus yang kuningnya itu gede banget dan aman untuk dimakan mentah, "....rasanya enak banget loh weedy san!"  katanya bersemangat menjelaskan bawaannya. Terus pas dia menjelaskan satu lagi bawaannya, "...nah kalau ini, KUPING BABI! tinggal dipanaskan di microwave saja kok, sudah ditumis soalnya. Waduh TUMIS KUPING BABI, saya perhatikan penampakannya sambil saya pencet pencet isinya hahahaha...

Pas denger TUMIS KUPING BABI itu ya, kok yao jadi gak enaaaak banget sama Rieko san ini, mau motong pembicaraannya atau kasih tahu kalau saya gak makan babi kok yaaaaa gimanaaa gitu yaaa hik hik hik akhirnyaaa saya terima dong semua pemberiannya tentu saja sambil mengucapkan terimakasih.

Dan lagiii lagiiii rejeki nomplok untuk mertua sayaaa nihhh hahahaha...

Besoknya, pas saya ketemua Reiko san saat nunggu bis sekolah,saya jelaskan semuanya. Dan sama persis kasusnya dengan kisah Gyoza, Rieko san jadi merasa bersalah dan meminta maaf berulang-ulang, dan tahu nggak sih yaaaa...besoknya saya dapet masker kecantikan dari dia banyaakkkk hahahaha...aduh Rieko san yashashiii neee, baik banget ya! Arigatoooo..makasih yaaa..

Dari semua kejadian ini, menyadarkan saya kalau keberadaan saya sebagai seorang muslim hanyalah sebutir pasir dalam tumpukan batu-batu, dalam arti adalah masuk dalam kaum minoritas. Terus apakah saya jadi sedih, mewek-mewek untuk mendapatkan perlakuan khusus di sini??

No need!

Justru ya, kelihatan banget loh toleransinya disini, syukur alhamdulillah baik itu teman kerja, teman main, teman satu apartemen, mereka tidak menganggap aneh tentang keadaan saya ini. Mereka sangat mengerti, bahkan justruuuu sayanya yang gak pengen terlihat "beda" kalau sedang bergaul dengan mereka. 

Orang Jepang menganut agama Budha dan Shinto. Namun dalam kesehariannya, kalau saya bilang ya, mereka random banget kalau sudah bicara agama dan kepercayaan. Kalo sembahyang pun kadang sesukanya mereka ya kadang ke kuil Shinto kadang ke kuil Budha. Bingung kan ya ? :D  Kalau mau lihat suasana agamis di Jepang, yaitu ketika masuk Tahun baru, karena serempak orang-orang Jepang akan melakukan Hatsumode, doa di awal tahun baru di kuil-kuil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun