Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Bapak Saya Disangka Teroris di Jepang

28 Januari 2014   07:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390870024895328375

Suatu kejadian yang bikin jantung saya mau copot! Cerita berawal beberapa tahun silam, ketika orang tua saya pertama kali berkunjung ke Jepang. Wah senangnya bapak ada tugas kantor ke Jepang selama dua minggu, jadi bisa sekalian nengok cucu-cucunya di sini. Dan biar puas main sama cucunya itu, orangtua saya pun memutuskan untuk tinggal di rumah kami. Setelah saya jemput di Narita Airport, kami naik kereta Sky Express wusss blasss selama kurang lebih 33 menit sampai ke stasiun dekat rumah saya. Semalam istirahat di rumah, esok paginya Bapak berencana pergi kerja ke kantor cabang di daerah Shinjuku, Tokyo. Pagi-pagi sudah mandi rapi, bawa tas besar warna hitam, dengan baju kesukaannya, setelah memberi salam, lenggang kangkung ke luar rumah. Saya yang masih mengurusi 2 bayi di kamar, tersontak kaget, ketika ibu saya bilang, "Bapak pamit pergi tadi Mbak, kamu lagi sibuk takut ganggu." Oalaahhh saya gak yakin Bapak bisa sampai Shinjuku, langsung saya kejar ke luar, untung jalannya belum terlalu jauh, sambil terengah-engah pas ketemu saya bilang, "Pak, memang Bapak yakin bisa sampai ke Shinjuku? (walau malamnya sudah saya jelaskan detail tapi saya sangat khawatir, selain baru pertama kali ke Jepang, alasan lain adalah kendala bahasa!) "Iya, yakin kok Mbak, tenang saja, kamu jaga anak-anak sama Ibu di rumah, nanti malem Bapak balik rumah kamu," kata bapak saya kalem. (Kebetulan suami pas lagi tugas ke luar kota, dan keadaan saya pun tidak memungkinkan anter Bapak, duh gak terbayang naik-turun kereta dengan membawa stroller 2 biji, ibu saya pun gak berani kalau saya titipkan di rumah dengan krucils, selain itu takut kalau ada tamu dateng, gak bisa ngomong, katanya) Setelah saya memberikan Bapak  HP, biar kalau ada apa-apa bisa telfon ke rumah. Nah singkat cerita bapak tetep nekat gak mau dianter dan ingin pergi sendiri. Dan anehnya ibu saya sama sekali tidak menampakkan muka khawatir, "Yo wes nanti juga kalo nyasar Bapak bisa tanya orang pakek bahasa tarzan, kata ibu saya bercanda." Sepertinya ya sudah tahu tabiat Bapak yang keras kepala. Saya tidak tahu apa yang terjadi di jalan sampai bapak akhirnya balik ke rumah saya sekitar jam 8 malam, alhamdulillah dengan selamat dan dengan muka tersenyum penuh arti. Saking penasaran, saya hujani banyak pertanyaan setelah Bapak ganti baju dan duduk nonton TV (kata Bapak, TV-nya bahasa Shincan ya hehehe) sambil minum kopi manis kesukaannya. "Gimana Pak pas di jalan ke Shinjuku?" kata saya. Bapak: hehehehe sambil ketawa, ",Mosok yo Mbak, Bapak disangka Teroris sama polisi Jepang." Saya: "Haaaaah!" Oalah pak terus dibawa kantor polisi?" Gimana kok bisa gitu?" Bapak: "Waktu turun dari bis terus masuk ke stasiun, Bapak ngerasa ada 2 polisi yang ikutin bapak."  Ya Bapak cuek saja, wong tidak lakukan  kesalahan kok." Lalu pas lagi tanya orang tentang cara beli karcis, eh polisi itu tegur Bapak, katanya tas bapak boleh gak digeledah?" "Bapak bilang, monggo saja, wong itu arsip dan file buat ngajar kok." Lalu paspor juga diperiksa, Bapak bilang, "Saya lagi tugas kantor pak polisi, kenapa saya dicurigai?"  (Dengan bahasa Inggrisnya yang acak kadul itu) Setelah paspor dan surat dinas dari kantor di cek, baru deh Bapak boleh pergi sambil mereka bungkuk-bungkuk seperti minta maaf begitu." "Kenapa ya Pak kok bisa sampai dicurigai gitu?" kata saya bingung. Tapi lama-lama seperti ada titik terang dan mengira-ngira dalam hati sampai akhirnya saya pun jadi tertawa terkekek-kekek sambil lihat muka bapak saya yang kebingungan. Saya: "Bapakkkkk dibuntutin polisi Jepang  mungkin curiga sama tas Bapak, dikira isinya bom kali, apalagi bapak di stasiun clingak-clinguk, dan penampakan Bapak yang pakek peci, baju koko itu kali paakk... hehehe untungnya gak pakek sarung yo pak, muka Bapak pun jenggotan plus kumis pak raden sihh." Ha ha ha Bapak saya cuma terkekeh-kekeh, sambil santai berkata: "Ndak papa jadi tadi Bapak sekalian saja kenalan sama pak polisi, tapi langsung lupa namanya habis susah, tanaka apa nakata ya? sambil terlihat mikir." Hadeuuhhhh..bapakk bapakk, speechless deh aku he he he Ya, begitulah Image masyarakat Jepang terhadap Islam. Pemberitaan di media koran dan televisi mengenai  kasus kasus pemboman yang dilakukan oleh Teroris, selalu saja dikaitkan dengan Islam. Dan sepertinya Image teroris itu bagi masyarakat Jepang disini, kebetulan  pas banget dengan penampakan bapak saya saat itu yang ingin pergi bekerja, apalagi sambil menenteng tas hitam, dan clingak clinguknya itu loohh, ha ha ha bikin orang di stasiun matsudo paniik dan heboh :)) Salam hangat, wk Image:mobavatar.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun