Mohon tunggu...
Aldi RamadhanPutra
Aldi RamadhanPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muda berjuang, tua mengenang

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Insan Paripurna

22 Oktober 2021   04:59 Diperbarui: 22 Oktober 2021   05:05 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mereka adalah "orang-orang yang sudah selesai dengan perutnya". Mereka ini wakil Tuhan, yang telah memiliki kemewahan "langit" dan kini hidup untuk menawarkan itu kepada masyarakatnya. Mereka telah bersama Tuhan, dan kini berjalan bersama-Nya di tengah manusia. Mereka sedang membawa rakyatnya dari kegelapan syirik menuju keindahan Tuhan. Sesungguhnya mereka tidak menderita. Mereka bahagia dalam darah dan air mata. 

Mereka sehat dalam lapar dan dahaga. Mereka ceria dalam miskin papa. Model-model manusia seperti inilah yang menjadi sumber inspirasi, karena mereka ini makhluk spiritual. Kehadiran mereka memotivasi pengikutnya. Mereka memimpin dengan memberi contoh. Pada tangan- tangan suci semacam inilah amanah Tuhan, amanah umat, amanah bangsa, dan amanah organisasi dapat terlaksana. Orang-orang seperti inilah yang membuat dunia masih bertahan. 

Karena mereka ini para wali yang menjadi "kutub" penjaga keseimbangan sehingga dunia tidak ke jurang kegelapan. Ada dari mereka yang terus hidup dan berhasil membangun peradaban. Sebagian justru menemukan kesyahidan. Namun mereka "tidak pernah mati", karena "jiwa" mereka (warisan nilai, ajaran, dan pengaruh) abadi adanya. HMI adalah salah satu 'Jalan' bagi Mahasiswa untuk menuju 'Kehidupan Tertinggi' (alHayyun). 

Salah satu topik yang sering disinggung alQur'an adalah tentang "kehidupan" dan "kematian". Apa itu "hidup" dan apa yang membedakannya dengan "kematian"? Ada anggapan bahwa ketika jantung masih berdetak, syaraf masih aktif, urat nadi masih berdenyut, darah masih mengalir, maka itu dikatakan "hidup". Sebaliknya, ketika organ-organ tersebut sudah tidak terdeteksi keaktifannya melalui stetoskop baru dikatakan "mati". 

Apakah benar ini yang disebut hidup? Jika iya, maka kehidupan kita manusia tidak ubahnya seperti kehidupan binatang. Seekor anjing pun dikatakan hidup jika memang seperti itu adanya. Padahal, definisi hidup bagi manusia. menurut alQur'an melampaui definisi hidup seekor satwa. Dengan 'cahaya'-Nya kita 'berjalan' (berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara) di tengah umat manusia. 

Tanpa kemampuan 'menerangi', eksistensi kita tidak ubahnya seperti anjing di tengah keramaian. Tidak tau harus berbuat apa selain 'menggonggong' dan mencari 'setumpuk bangkai'. Tanpa 'cahaya' kita jadi koruptor dan manipulator. Hanya dengan 'cahaya' kita mampu 'melihat'. Sehingga berHMI dan beralumni pada hakikatnya adalah pemenuhan panggilan Allah SWT dan Rasulnya untuk memainkan peran sebagai muhyi, "pemberi kehidupan". 

Hakikat hidup adalah "pengetahuan" (iman dan ilmu) serta "kemampuan" (amal shaleh). Inilah dua cahaya utama ketuhanan dan kemanusiaan. Islam adalah agama kehidupan, ajaran tentang pengetahuan dan kemampuan. Agama kehidupan tidak identik dengan "kebodohan" dan "kelemahan". 

Melalui tariqah HMI inilah mahasiswa sepatutnya memperoleh "pengetahuan" (iman dan ilmu) serta mewujudkannya dalam "amal kebajikan". Inilah tariqah kita, tariqah 'jalan' menuju 'cahaya', 'jalannya' orang-orang yang berpengetahuan dan bekerja. Manusia bisa saja terjerembab jatuh ke posisi hina dari kedudukannya yang mulia jika tidak mampu menjaga diri. Setiap manusia harus hati-hati, mengetahui berbagai dorongan dan jebakan yang dapat menjatuhkan. 

Tidak hanya keadaan kaya yang menjadi pintu bagi iblis. Keadaan miskinpun dapat dimanfaatkan mereka. Bukan hanya bodoh yang jadi titik entry penyesatan, ketika berilmu pun dapat termakan hembuskan kesombongan. Insan 'paripurna adalah orang-orang yang sadar, berpengetahuan dan waspada. 

Disamping terus berusaha, juga senantiasa berdoa, memohon keampunan, perlindungan, dan hidayah dari-Nya. Rasul SAW saja yang merupakan manifestasi "Keagungan dan Keindahan Tuhan", "Sebaik-baik makhluk", "Pemilik akhlak yang agung", "Kekasih Tuhan", "Manusia yang disucikan"; tidak pernah melewatkan hari dan malamnya tanpa berjuang dan mengharap iba dari Tuhannya. Menjadi sempurna bukanlah sebuah ujung pencapaian, melainkan sebuah proses perjuangan tanpa henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun