Di negara mana pun yang menerapkan sistem kapitalisme pasti ada masalah dalam tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja. Hal ini terjadi karena sistem kapitalisme pada dasarnya merupakan ideologi problematik yang mengatasi masalah dengan memunculkan masalah lainnya. Berikut penyebab problematika itu muncul.
Pertama, sistem kapitalisme menekankan pada produktivitas dan efisiensi. Prinsip ini memungkinkan bagi perusahaan untuk menyesuaikan jumlah pekerja dengan kebutuhan produksi serta biaya. Seiring kemajuan teknologi, perusahaan cenderung melakukan efisiensi dengan mengurangi kuota tenaga kerja dan menggantinya dengan mesin dan teknologi. Imbasnya, lapangan kerja pun menyurut karena pengurangan tenaga kerja.
Kedua, melakukan job hugging adalah pilihan yang serba salah. Bertahan, tetapi kesejahteraan tidak terjamin. Keluar pun belum tentu mudah mendapat pekerjaan. Tidak ada jaminan pula bagi pekerja tidak terkena PHK.
Dalam pandangan kapitalisme, pekerja merupakan bagian dari mesin produksi. Paradigma ini akan menjadikan manusia mudah tereksploitasi dengan tuntutan kerja tinggi, tetapi gaji rendah, bahkan jauh dari kesejahteraan.
Belakangan ini kondisi ekonomi semakin tidak stabil. Pergerakan pasar mengalami penurunan. Para pemilik perusahaan atau korporasi lebih memilih melakukan PHK untuk mengurangi biaya demi mempertahankan kelangsungan bisnis dan keuntungannya. Dengan demikian, tidak ada jaminan keamanan kerja bagi para pekerja.
Diperlukan situasi dan lingkungan mensuport untuk berubah sedemikian hingga pemuda bersemangat untuk berkarya.  Islam memiliki konsep pekonomi yang cemerlang untuk diterapkan di tengah kehidupan  ini. Penerapan sistem ini oleh negara bisa mengeliminasi adanya fenomena job hugging. Sistem ekonomi Islam  juga memiliki strategi jitu utk pengangguran, serta pencegahan terhadap PHK massal.
B e r s a m b un g.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI