Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kalau Saya Kena Tabrak, Itu Urusan Saya

24 Februari 2016   00:18 Diperbarui: 24 Februari 2016   09:57 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Melewati batas garis kendaraan, menjadi hal wajar yang dilakukan pengendara sepeda motor - foto.inilah.com"][/caption]“Hei Pak, munduran! Bikin macet aja nih! Bagaimana mobil bisa lewat kalau motor kamu terlalu maju. Munduran!” seorang bapak pengendara motor menegur pengendara motor lainnya di perempatan lampu merah Seskoal.

Bapak yang ditegur menurunkan standar samping motornya. Berdiri sejenak, namun tidak jadi turun, ingat bahwa dia sedang membonceng seorang penumpang. “Ngapain sih lu berisik aja!” bapak yang ditegur, kesal.

“Nanti kalau kamu ketakbrak bagaimana?”

“Itu urusan gua! Berisik aja lu!”

Tak lama lampu merah berubah menjadi hijau. Bapak yang ditegur lebih dahulu mengendara motornya dengan laju. Saya yang melihat kejadian itu cukup kesal dengan kelakuan bapak tersebut. Sudah diingatkan bukannya minta maaf, ini malah marah-marah.

Kejadian itu terjadi sebulan yang lalu. Namun kejadian itu masih teringat hingga sekarang. Sepertinya belum bisa melupakan hingga saya menuliskannya.

Sadar atau Tidak

Sadar atau tidak, banyak pengendara motor yang seringkali melebihi batas garis kendaraan yang ada di lampu lalu lintas. Seringkali, orang yang ingin menyebrang kesulitan karena pengendara motor tersebut. Seringkali pula saya lihat ada pengendara motor yang tidak sabaran melaju saat lampu lalu lintas berwarna merah. Pada kejadian ini biasanya orang yang kesal melihat ulah pengendara tersebut, tidak hanya menekan klaksonnya, tetapi juga menekan suaranya dan berkata “An***g , Ba** , Mo***t, Se**n , dan sebagainya”.

Pengendara-pengendara ngawur tersebut akan tertib ketika ada polisi. Mereka takut ditilang. Saya teringat kartun di Harian Kompas “Orang seperti mereka itu lebih takut kalau Polisi mengambil SIM dan STNK nya dari pada Malaikat Izrail yang mengambil nyawanya”.

Refleksi Diri

Kalau boleh jujur, saya terkadang juga suka bandel menerobos lampu merah. Namun saya tak pernah berani jika situasi jalanan sedang ramai. Saya hanya berani jika situasi jalanan sepi. Hal ini seringkali saya benarkan, karena toh akan aman-aman saja jika saya menerobos lampu merah saat sepi. Pemikiran yang salah ini mungkin juga pernah menghinggapi teman-teman sekalian. Padahal jika kita tertib aturan, ketika lampu merah kita harus berhenti, ketika lampu hijau kita jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun