Mohon tunggu...
Wawat Karwati
Wawat Karwati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Membaca Permulaan pada Kelas 1 SD

19 Oktober 2018   20:45 Diperbarui: 19 Oktober 2018   20:57 4103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pembelajaran bahasa Indonesaia di Sekolah Dasar (SD), kita mengenal ada pembelajaran untuk kelas tinggi dan pembelajaran untuk kelas rendah. Yang dimaksud dengan pembelajaran kelas tinggi adalah pembelajaran untuk kelas IV, V, dan VI. 

Sedangkan pembelajaran kelas rendah meliputi pembelajaran untuk kelas I, II, III. Tentu saja pembelajaran untuk kelas tinggi tidak sama dengan pembelajaran untuk kelas rendah.

Pembelajaran membaca untuk kelas rendah pun harus mendapatkan perhatian yang serius. Khususnya untuk kelas I, guru harus berhati-hati dan cermat dalam menyusun perencanaan sekaligus pelaksanaannya. 

Hal ini penting karena kelas I merupakan fondasi bagi kelas-kelas berikutnya. Kelas I SD merupakan pintu gerbang bagi siswa memasuki dunia pendidikan formal. Sekali guru salah bertindak yang berdampak pada kegagalan siswa, akan sangat berpengaruh bagi kemajuan siswa selanjutnya. Itu sebabnya guru harus benar-benar berhati-hati.

Membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras (Kridalaksana, 1993:135). Pengenalan dan pemahaman tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna ini sulit bagi siswa kelas I SD.

Ada banyak metode yang dapat digunakan guru untuk mengajar membaca di kelas I SD. Beberapa metode pembelajaran membaca yang terkenal, namun yang biasa saya gunakan untuk pembelajaran membaca permulaan di SD kelas 1 adalah metode SAS.

Metode SAS --- Struktural Analisa Sintesa. 

Metode SAS dilaksanakan dengan menggunakan kartu kalimat atau menulisnya di papan tulis. Mula-mula guru menunjukkan gambar kepada siswa (jika benda asli bisa dihadirkan tentunya lebih baik jika benda asli ditunjukkan terlebih dahulu). 

Misalnya guru menunjukkan bola kepada siswa, kemudian berkata, "Anak-anak, ini bola." Suruh siswa mengulangi kata-kata guru. "ini apa?" Siswa menjawab, "ini bola." Apabila siswa hanya menjawab bola saja, maka guru perlu membetulkan ucapan siswa, "ini bola." Guru menyuruh siswa menirukan kata-kata guru.

Kegiatan selanjutnya, guru menempelkan gambar bola di papan tulis. Di bawah gambar bola itu ditempelkan tulisan ini bola. Guru menunjukkan contoh membaca tulisan ini bola, dan siswa disuruh menirukan. Pastikan bahwa siswa seluruh kelas memperhatikan tulisan ketika mengucapkan kalimat ini bola. Gambar diambil, tulisan ini bola tetap tertempel di papan tulis. Guru menyuruh siswa membaca kembali tulisan ini bola tadi.

Kegiatan selanjutnya adalah menganalisis kalimat ini bola, menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Setelah itu, huruf-huruf dikembalikan menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat (sintesa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun