Mohon tunggu...
Wawan Setiadi
Wawan Setiadi Mohon Tunggu... Karyawan sekolah di yogyakarta

Orang yang senang belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Sekadar Kisah: Menjaga Api Kebenaran Sejarah dalam Badai Interpretasi

20 Juni 2025   09:03 Diperbarui: 20 Juni 2025   09:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keempat, integritas akademis dan ketahanan diri. Ini adalah pilar utama. Pemimpin harus menjunjung tinggi kebenaran historis di atas segalanya, berani mengakui keterbatasan data, dan mampu beradaptasi dengan temuan baru atau situasi yang tak terduga tanpa mengorbankan objektivitas.

Konsekuensi Intervensi Kepentingan pada Penulisan Sejarah

Mengingat pentingnya menjaga api kebenaran, interferensi kepentingan tertentu dalam penulisan sejarah adalah ancaman serius yang harus diwaspadai. Jika penulisan sejarah diarahkan oleh agenda politik, ideologi, atau keuntungan finansial, konsekuensinya bisa fatal bagi masyarakat. Pertama, distorsi fakta dan propaganda. Sejarah bisa direkayasa untuk memanipulasi opini publik, membangun citra palsu, atau bahkan membenarkan tindakan masa lalu yang tidak etis. Hal ini merusak pemahaman kolektif kita tentang kebenaran dan dapat digunakan sebagai alat propaganda.

Kedua, hilangnya pelajaran  berharga. Ketika sejarah dipalsukan, kita kehilangan kesempatan emas untuk belajar dari kesalahan masa lalu, sehingga meningkatkan risiko mengulangi siklus yang merugikan bagi generasi mendatang. Ketiga, perpecahan sosial. Narasi sejarah yang bias atau direkayasa dapat memperdalam perpecahan dalam masyarakat, memicu konflik dan kebencian berdasarkan interpretasi yang salah atau memihak.

Keempat erosi kepercayaan publik. Jika sejarawan atau lembaga dianggap tunduk pada kepentingan, kepercayaan publik terhadap keilmuan dan lembaga akademis akan runtuh, membuat masyarakat rentan terhadap informasi yang tidak akurat. Kelima, pembungkaman perspektif minoritas. Kepentingan dominan seringkali akan membungkam atau menghapus narasi dan pengalaman kelompok minoritas, menciptakan gambaran sejarah yang tidak lengkap, tidak adil, dan diskriminatif.

Oleh karena itu, menjaga independensi dan integritas penulisan sejarah dari segala bentuk intervensi eksternal adalah sebuah keharusan mutlak. Kebenaran sejarah adalah fondasi bagi masyarakat yang tercerahkan, yang memungkinkan kita untuk memahami akar masalah, menghargai keberagaman, dan membangun masa depan yang lebih baik berdasarkan pelajaran dari masa lalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun