Mohon tunggu...
Wawan Fun Tahsin
Wawan Fun Tahsin Mohon Tunggu... Penyuluh Agama Islam KUA Mlati

Penyuluh Agama Islam, Guru Ngaji, Trainer Fun Tahsin, Konselor Rumah Keluarga Indonesia, Penulis Buku, Pembimbing Umroh/ Haji, Pembelajar, konsultan pendirian rumah quran, Toko Buku & Alquran, Konveksi seragam dewasa/anak serta Wisata Religi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meja Makan Untuk Memuliakan Tamu

5 Agustus 2025   07:57 Diperbarui: 5 Agustus 2025   07:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu hari, seorang tamu datang kepada Rasulullah dalam keadaan sangat lapar dan lelah. Rasulullah pun ingin menjamunya, namun di rumah beliau tidak ada makanan. Beliau kemudian berkata kepada para sahabatnya: 

"Siapa yang mau menjamu tamu ini malam ini? Semoga Allah merahmatinya."
(HR. Bukhari dan Muslim) 

Seorang sahabat Anshar pun berdiri dan berkata:
"Saya, ya Rasulullah!" 

Sahabat Anshar itu dalam riwayat Imam Muslim adalah Abu Thalhah, Ia segera membawa tamu ke rumahnya dan bertanya kepada istrinya,
"Apakah ada makanan?"

Istrinya menjawab,
"Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anak kita."

Sahabat itu pun berkata:
"Alihkan perhatian anak-anak dengan bermain, lalu tidurkan mereka. Lalu siapkan makanan yang ada dan nyalakan lampu." Ketika makanan telah disajikan Abu Thalhah segera berpura-pura memperbaiki lampu dan memadamkannya. Ia pun mempersilakan tamunya untuk makan (dalam kondisi gelap), sembari dalam gelap ia juga berperan seolah dia dan istrinya juga makan, agar tamu merasa kita pun ikut makan bersamanya. 

Sang istri pun menuruti. Mereka duduk bersama tamunya dalam gelap, berpura-pura makan, padahal mereka membiarkan seluruh makanan itu untuk sang tamu.

Keesokan harinya, Rasulullah memberitahu: 

"Allah tertawa (senang) melihat perbuatan kalian berdua tadi malam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Melalui kisah ini kita belajar bahwa meja makan bisa menjadi saksi tentang amal shalih atau sekadar sarana memuaskan nafsu. Kita menampilkan kerakusan menyantap semua hidangan atau memikirkan dan peduli dengan nasib orang lain. Marilah kita mengambil pelajaran dari kisah inspiratif ini sebagai berikut.

1. Memuliakan tamu adalah akhlak mulia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun