Penanggalan jawa islam di mulai 1 suro, yang juga bertepatan dengan 1 muharram pada penanggalan islam. Bermula ditetapkan oleh Sultan Agung Hanyokro kusumo, raja mataram Islam pada tahun 1633.Â
Penanggalan jawa yang semula mengikuti tahun saka (dengan metode gabungan matahari dan bulan), kemudian bergeser menjadi perhitungan islam. Hal ini sebagai simbol Islamisasi, yang dikukuhkan oleh politik kekuasaan.Â
Adapun proses adopsi kalender Islam, tetap disesuaikan secara adapatif dengan budaya Jawa dan Tradisi Keraton Mataram Islam serta peringatan hari besar Islam. Hal ini tercermin dalam penamaan bulan-bulan dalm setahun.
1. Suro = muharram
Karena di bulan muharram ada puasa asyura, serta memperingati pembantaian sayid  Husain cucu Nabi Saw pada  10 muharram. Di bulan muharram adalah bulan beribadah yang berlipatganda pahalanya, serta adzab yang keras bagi yang bermaksiyat.Â
Tradisi yang dikembangkan : ziarah ke makam leluhur, pawai simpatik (mengarak pusaka keraton, perawatan pusaka keraton).
2. Sapar = Safar
Bulan perjalanan
3. Mulud = Rabiul Awwal
Dinamai mulud, karena terdapat peringatan kelahiran Nabi saw, pada 12 rabiul awwal, yang secara luas dikenal sebagai Maulid Nabi. Keraton mengadakan Garebeg Maulid.
4. Bodo Mulud = Rabiul Akhir