Mohon tunggu...
Wawan Gunawan
Wawan Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya suka Menulis

Kata-kata indah adalah tempat diskusi favoritku, Sebuah kiasan dan peribahasa yang indah yang, Disusun dalam sebuah untaian paragraf yang indah dan rapih, Tempat dimana,ku bisa berteduh dan merenung yang bahkan Tangan gemulai ini dapat menciptakan alam ini serasa, Milik kita berdua dengan disandingkan oleh kata indahku dengan berharap Jadi sebuah karya yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara dari si Tolol - Wawan Gunawan

14 Februari 2023   22:27 Diperbarui: 14 Februari 2023   23:05 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara Dari Si Tolol 

Karya : Wawan Gunawan

Aku adalah anak yang terlahir di dunia sebagai anak bebab untuk kedua orangtua adalah sutau hal yang sangat capek dengan semua ini bahkan aku adalah anak yang harus sempurna bahkan aku harus membuat setiap  hari harus memiliki kemampuan yang menjaid salah satu harus memberi kebahagian tanpa harus memikirkan keadaan aku sebagai anak.

Bahkan aku selalu capek dan bahkan semangatku saat ini semkain turun sehingga aku tersenyum tapi berasa berair mata hingga ada suatu kalimat yang sangat terpukul yaitu dengna kata " AKU SUSAH 9 BULAN KAU LAHIR TAPI KENAPA KAU SANGAT TOLOL DAN TAK BERGUNA, PERCUMA AKU LAHIRKAN KE DUNIA LEBIH BAIK KAU MATI SEJAK DINI, AKU RUGI AKAN KEHADIRANMU INI , DASAR ANAK TOLOL ? " 

Itu lah salah satu kalimat yang sangat membekas saat merenung setiap apa yang aku lakukan selalu salah dan salah dimata orangtuaku, bahkan aku ingin memberikan hadiah untuknya itu harus memendam sekuat hati sebab apa yang orang tua inginkan tak sepandai tupai memanjat untuk cari buah dipohon.

Sama halnya hidup aku yang semakin memebrikan kebahagian selalu memnuntut orang tua sellau sempurna dalam setiap kegiatan dan bahkan aku salah satu ingin bermian dengan teman-teman sebaya bahkan aku dilarang keras dan yang paling aku ingat saat ini, aku pulang bermain pun aku disiksa dengan dipukul oleh sebatang kayu kecil kepada badanku, dan akhirnya luka merah dan lembab aku rasakan begitu sakit dan inilah salah satu kenangan termanis yang ku simpan dengan rapih didalam lubuk nada hidupku.


Sedikit semangat dan banyak menangis, itulah salah satu kehidupanku saat ini dan sering kali apa yang aku lakukan selalu berdiam secara diam dan bahkan otak dan  pikiranku seakan-akan aku adalah anak yang terpuruk sedunia, dan setiap aku ingin bebas seperti orang lain tapi apa daya aku hanya anak sebagai beban atas keinginan orangtua yang mempunyai sifat selalu sempurna disetiap kegiatanku.

Aku pun berpikir sekuat tenaga begini lah hidup di lingkungan yang memiliki sifat sempurna dan bahkan diumurku yang 20 tahun keatas ini akan meraskan sangat ingin menghilang bahkan aku sesekali berpikir ingin menghakhri semuanya ini tanpa ada beban kepada orangtua, hidp ini sangat berat sungguh berat dan akhirnya aku berpikir keras untuk bisa bertahan sampai saat ini sampai menuju kemenangan sejati, dan berpikir " APAKAH AKU SALAH TERLAHIR DIDUNIA INI , TUHAN ? " 

Sesekali aku selalu menyalahkan keadaan ku kepada tuhan sebab aku apa daya manusia yang berdosa hanya kepada tuhan aku meminta untuk hidupku sebab aku berpikir  " MASIH ADA ORANG YANG MAU BERTEMAN TANPA HARUS MELIHAT KEKAYAAN ORANGTUA ? " masa ada di zaman modern ini itulah suatu perkataan yang selalu dilontarkan ketika aku ingin berteman dengan orang lain sellau berpikir aku tidak pantas dan tidak layak untuk memiliki teman seperti orang lain disana.

Maka dengan tulisan ku ini semoga menjadi teman salah satu yang selalu hadir menerima kekurangku dan kelebihanku saat ini, aku sadar aku bukan pakar dalam penulisan tapi setidaknya aku bisa bertahan dalam setiap pikiran dan beban ku sata ini supaya aku bisa hidup untuk selamanya sampai aku dijemput untuk selamanya, akan terkenang manis lewat tulisan ini khususnya untuk anak yang menjadi beban dikeluarga.

Sumedang, 14 Febuari 2023 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun