Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tontonan, Tuntunan, Tuntutan

8 Agustus 2012   04:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rumit keadaan  warga Rohingya di Myanmar, bingung lihat perkembangan kasus Hambalang, semakin seru perkembangan  KPK-Polisi. Deretan kasus ini membuat pekerjaan rumah yang sangat sulit -  jangankan untuk menyelesaikannya, berpikirpun  rasanya berat. Haruskah aku diam - jadi penonton, bisakah saya berkontribusi - siapa tahu jadi penuntun. Kalau dua-duanya saya lakoni - saya dapat gelar penuntut, sebaliknya kalau saya diam, saya dianggap pengecut.

Apakah saya salah bila menuntut Erik Thohir, official tim Indonesia di Olimpiade London 2012, atau kepada Joko Santoso, ketua PBSI, KONI, KOI, Menegpora, hingga kalau perlu kepada presiden SBY, perihal kenapa nasib Indonesia tambah ambruk dari perjuangan Olimpiade London 2012. Siapa yang tidak bangga menonton (walau lewat tv) lagu Indonesia Raya dikumandangkan di London. Apakah pelatih, offisial salah menjadi penuntun yang baik, paling tidak satu saja lah yang mewakili bulu tangkis bisa meraih emas gitu lho! Nah, kalau keadaan sudah seperti ini, siapa yang mau menuntut. Tuntutan itu kepada penuntun atau bahkan kepada penonton.

Saya yakin untuk kasus hukum,  pemerintah memang sudah sangat sulit menjadi penuntun yang didambakan, Pemerintah sudah tahu ukuran tuntutan dari masyarakat  atas apa yang dipertontonkan. Pertimbangan saya sebagai penonton, KPK atau MK sekalipun akan sulit menjadi penuntut yang diharapkan.

Ibarat saya di rumah, sebagai kepala rumah tangga yang memiliki lima orang anak. Dalam keseharian di rumah, saya harus pintar mengambil peran. Dua anak saya yang baru kuliah, saya lebih dekatkan  diri sebagai partner(kolega). Dua anak saya yang baru mau masuk TK dan duduk di SD Kls 5, saya berperan seperti fasilitator(mediator), sedangkan si bungsu yang berusia 4 bulan saya harus berposisi sebagai instructor/komandan.

Saya ingin mengambil cara, segala hal dilakukan tetap dalam koridor berpikir positif. Biarlah saya menjadi penonton yang terbaik menyaksikan sirmulasi Jusril-Mahfud, Banggar DPR-KPK, Bank Century-BI-Menkeu, Masih adakah harapan untuk melihat tokoh panutan, teladan, penuntun: Jusuf Kalla, Komaruddin Hidayat, Anies Baswedan, Hoegeng, Baharuddin Lopa, dan masih banyak lagi. Hal/masalah apa lagi yang masih segera dituntut : lumpur Sidoarjo, Freeport, kawasan pertambangan, kasus Al-Qur'an(Depag).

Selamat menjadi penonton yang baik, silahkan meencari penuntun yang dirasa cocok, dan kalau mau jadi penuntut jadilah yang terukur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun