Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aksi Teror Jadi Tugas PR Siswa

12 September 2012   13:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_205412" align="aligncenter" width="300" caption="PR: Buru Teroris(Dok ITM)"][/caption] Pengalaman saya bisa menjadi refleksi buat teman guru lainnya se-nusantara. saya pun terlena doyan memberi tugas pekerjaan rumah(PR) buat siswa seakan menyimpang dari fokus bidang studi. Keseringan para guru memberi tugas kepada siswa dengan bergantung situasi aktual. Akhirnya,  salah satu hal yang bisa "menguntungkan", siswa lebih banyak mencari jawaban copy- paste lewat internet. Namun disayangkan, bentuk pemberian tugas dengan menjelajah di internet tanpa pendampingan dan pengawasan. Tulisan ini masih bisa saling mendukung dengan tulisan sebelumnya di Kompasiana, Cinta Beta "Anak Kerusuhan Ambon". Letak tempat kejadian penggerebekan empat orang terduga teroris itu tidak jauh dari lokasi MTsN Batumerah Ambon berada. Para teman guru dan para siswa belum sepenuhnya membahas peristiwa yang mengagetkan itu dalam area yang strategis. Masih nampak hanya sekadar menggembor-gemborkan kata. [caption id="attachment_205414" align="aligncenter" width="300" caption="Tugas Bersama (Dok ITM)"]

13474563442077193591
13474563442077193591
[/caption] Sudah genap 15 tahun masa pengabdian saya mengajar di MTsN Batumerah Ambon. Saya memasuki salah satu kelas IX  sesuai jadwal mengajar saya hari  Senin 10/9 . Kelas ini mendapat bagian kesempatan membaca koleksi koran yang saya beli. Semua koran yang saya beli dan  bagikan kepada mereka disuruh untuk dibaca dan diringkas. Karena korannya tidak cukup untuk setiap siswa, saya bagikan dua siswa satu koran (satu meja). Koran yang saya beli bukan hanya koran lokal;  Radar Ambon, Siwa Lima, Suara Maluku, Info Baru, tetapi koran nasional yang bereder di Ambon, Kompas, Koran Tempo pun saya berikan kepada siswa. Isu aktual yang sedang terjadi saat itu adalah peristiwa tertangkapnya terduga teroris di Gunung Malintang, Kota Ambon. Sampai hari ini masyarakat dan media masih membincangkan isu sensitif ini. Disaat saya mengarahkan kepada mereka bahan tentang isu terorisme, sebagian siswa secara spontanitas memberi respon tertarik, sebagian juga tidak terlalu memberi respon serius. Adapun koran yang  mereka ringkaskan berada seputar teror di pos polisi Solo(lihat Kompas, 21/8/2012. Di Kompas, 5/9/2012, siswa saya meringkas, tersangka teroris yang tertembak di Solo, Farhan dan Mukhsin, termasuk kelompok jaringan teroris besar dan berbahaya. Kelompok ini terbentuk dari jaringan kelompok pelaku bom bunuh diri di masjid Ad-Dzikro, Cirebon, dan gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo. Kelompok tersebut melakukan pelatihan kemiliteran dan merencanakan sejumlah aksi penyerangan terhadap aparat keamanan. Selain Farhan dan Mukhsin, yang tertembak, polisi antiteror juga menagkap Bayu Setiono. Menurut Ansyaad, kelompok jaringan bom bunuh diri di Cirebon dan Solo itu bergabung dengan kelompok di Medan dan dikenal dengan kelompok "11". Ringkasan penggerebekan Densus 88 di Ambon oleh para siswa saya Miyati Sampulawa, kelas IX-7 dan Risman Ismail bersama Muh Yusra  dari dua koran lokal. Ringkasan Miyati, Tim Detasemen khusus (Densus 88) Mabes Polri dan Polda melakukan penangkapan terhadap 4 orang penghuni di Gunung Malintang yang diduga teroris. Dullah Soamole, salah satu warga setempat yang merupakan saksi mata penangkapan berujar kepada wartawan. Tulisan Miyati ini bersumber dari judul berita, Densus 88 Tangkap Tersangka Teroris di Gunung Malintang, koran Suara Maluku 10/9/2012. [caption id="attachment_205416" align="aligncenter" width="300" caption="Maju Terus (Dok ITM)"]
13474565841999882949
13474565841999882949
[/caption] Masih seputar berita penangkapan pelaku terduga teroris dari koran lokal Radar Ambon (8/9/2012)yang mengangkat judul 12 Anggota Densus 88 Kejar Teroris Solo di Ambon:  Besok, Digelar Operasi Gabungan TNI-POLRI. Dua siswa saya, Risman bekerja sama dengan Muh Yusra meringkas. Kecurigaan bahwa sebagian  pelaku teroris di Solo, Jawa Tengah melarikan diri ke Maluku, khususnya kota Ambon. Dari informasi yang diperoleh Radar Ambon, Tim Densus 88 Mabes Polri tersebut yang juga membawa 12 pucuk pistol, 12 pucuk laras panjang berserta magazen, dalam rangka pengejaran teroris dari Solo, Jawa Tengah. Sementara itu Kapolres pulau Ambon dan PP Lease, AKBP Soeharwiyono kepada Radar Ambon mengatakan, guna menciptakan kondisi keamanan yang nyaman di kota Ambon, Polres pulau Ambon dan PP Lease bekerjasama dengan TNI baik TNI Angkatan Udara maupun TNI Angkatan Laut menggelar operasi pekat yang dilakukan Minggu 9 September besok. Ansyaad menambahkan, 12 Juli 2012, Polisi Antiteror menangkap dua tersangka teroris di Poso, berinisial "N"  dan" M". Menurut Ansyaad, Polisi Antiteror sudah mengikuti kelompok itu sejak lama. Namun, upaya penindakan sulit dilakukan karena kelemahan UUD No.15 tahun 2003. Dua paparan di media sosial kompasiana ini bisa menjadi perwakilan siswa lainnya. Pekerjaan rumah(PR) buat saya kali ini  adalah menjelajahi tulisan-tulisan yang mengarah kepada pergolakan pemikiran lewat sosok tokoh; Djohan Effendi, Dawam Rahadjo, Syafii Maarif, Yudi Latif, J Kristiade, dan tokoh terkenal lainnya. Saya siapkan judul: Belajar Mendengarkan Perbedaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun