Mohon tunggu...
Wata Kama
Wata Kama Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

pekerja lepas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sri Mulyani dan Kritik di Padang Gurun

6 April 2019   10:44 Diperbarui: 6 April 2019   11:44 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wata Kama

TIDAK terlalu sulit dan tak perlu berkerut dahi membaca pernyataan sejumlah politisi dan 'intelektual tukang' yang nyinyir terhadap prestasi dan pengakuan dunia terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Sejumlah orang menyindir ketika Sri Mulyani disebut mendapat predikat sebagai Menteri Keuangan terbaik se Asia Pasifik tahun 2019. Ini yang ketiga kalinya. Ada politisi setengah matang dan ada pula intelektual setengah yang biasa nyinyir. Mereka memang sonder prestasi hebat di dalam negeri, apalagi di kancah internasional. Mereka memang disuruh sekadar bikin bunyi-bunyian untuk membuat ramai langit politik Indonesia.

Sri Mulyani sebagai profesional garis lurus, tidak tertarik dengan sampah politik. Juga Presiden Joko Widodo memilih bekerja daripada melayani suara-suara sumbang yang 'tak ngaruh'. Biarkan suara-suara itu berteriak di padang gurun, hilang, lenyap dan sunyi.

Pertanyaannya mengapa di antara Menteri Kabinet Kerja, Sri Mulyani paling sering menjadi sasaran tembak politisi setengah matang dan intelektual setengah?

Jawabannya sederhana. Posisi Presiden Jokowi sekarang sangat kuat. Di bidik dari segala penjuru mata angin tak akan mempan merobohkan Jokowi. Dibombardir pakai mitraliur tak membuatnya tersungkur. Satu-satunya yang bisa menghalangi Jokowi melaju ke periode kedua kepresidenanan adalah kekacauan perekonomian.

Sejak dilantik empat tahun lalu, sejumlah pihak selalu berusaha membuat citra buruk tentang Jokowi. Goalnya hanya satu yakni kepercayaan publik terhadap Jokowi merosot sehingga tak  terpilih lagi pada periode kedua.

Selalu menjadi sasaran tembak adalah perekonomian karena ekonomi itulah yang dirasakan langsung oleh rakyat. Entah soal rupiah yang disebut terus melemah terhadap dolar, utang yang dibilang selangit, pinjaman untuk membangun infrasruktur, utang untuk membayar gaji, entah apalagi isu-isu miring dipakai untuk menyerang perekonomian era Jokowi.

Mempankah itu? Sama sekali tidak. Semua bidikan di bidang ekonomi itu dengan mudah dipatahkan Jokowi dan para menteri bidang ekonominya. Para politisi dan pengeritik itu paham bahwa tiang utama ekonomi pemerintahan Jokowi adalah Sri Mulyani. Terlalu enteng  bagi Sri Mulyani menjawab semua tudingan (miring) yang dialamatkan kepada perekonomian pemerintahan Jokowi. Buktinya ekonomi pemerintahan Jokowi tetap stabil, tegak dan diakui dunia.

Tidak berlebihan jika disebutkan bahwa Sri Mulyani, mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia, adalah pilar utama perekonomian pemerintahan Jokowi. Sri Mulyani sama sekali tidak tergoda larut dalam debat-debat politik yang sering 'membengkokkan yang lurus'. 

Dia profesional yang setia memelihara intelektualitas dan kewarasan pikirannya. Dia tidak menggadaikan profesionalitas demi kedudukan, apalagi uang. Dengan demikian Sri Mulyani tidak terkontaminasi sampah-sampah politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun