Saat ini, pendidikan mempertimbangkan kesehatan mental siswa selain prestasi akademik mereka. Pada kenyataannya, tekanan sosial, ekspektasi lingkungan, dan tekanan akademik seringkali menyebabkan ketidakseimbangan psikologis yang memengaruhi proses belajar. Agar pendidikan menjadi utuh dan berkelanjutan, kesehatan mental merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan.
Siswa dalam sistem pendidikan yang kompetitif mungkin merasa terbebani oleh target nilai, ujian, dan ekspektasi untuk selalu berprestasi dengan baik.Menurut WHO (World Health Organzation) (2023) secara global, satu dari 7 anak berusia 10-19 tahun mengalami gangguan mental,yang mencakup 15% dari beban penyakit global pada kelompok usia dini.Faktor yang dapat berkontribusi terhadap stress selama remaja salah satunya gejala psikosis yang sering muncul,pengalaman ini dapat menggangu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan.
Tekanan Mental disekolah tidak hanya berasal dari tugas dan ujian tetapi dari ketidakmampuan siswa dalam mengelola emosinya.Siswa yang kesulitan dalam manajemen waktu terhadap diri cenderung mengalami stress akademik,karena mereka tidak mampu menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi seperti istirahat dan rekreasi dengan kewajiban akademik (Febriana & Simanjutak, 2022).
Selain itu,tekanan psikologis juga muncul karena tekanan media sosial dan teknologi.Banyak siswa membandingkan diri mereka dengan orang lain dan takut gagal, yang membuat mereka merasa tertekan untuk tampil sempurna di dunia maya.Saat pembelajaran daring Haidar & Wiyono (2023) juga menemukan bahwa beban tugas,minimnya kesempatan untuk berinteraksi dengan guru, dan kurangnya minat dalam belajar di rumah menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat stres akademik selama periode pembelajaran online. Kondisi ini berdampak negatif pada prestasi akademik siswa dan mengurangi kemauan mereka untuk belajar.
Menurut Suriani,Margaretha dan Bone (2024) faktor penyebab kesehatan mental selain dari faktor internal ada faktor eksternalnya yaitu pelajaran yang lebih padat,hal ini menyebabkan siswa menghadapi persaingan yang lebih ketat,jam belajar yang lebih panjang,serta tugas dan tanggung jawab akademik yang semakin berat.Selanjutnya tekanan siswa berprestasi,siswa dituntut untuk mendapatkan nilai tnggi dalam ujian.Kemudian dorongan status sosial mereka yang berpendidikan lebih rendah serng di pandang kurang terhormat.Serta tekanan atau harapan dari orang tua.
Lalu dampak tekanan terhadap psikologi siswa dan pendidikan mulai terlihat dari penurunan prestasi akademik hingga masalah konsentrasi dan kelelahan emosional. Stres jangka panjang dapat menurunkan produktivitas, membuat orang kehilangan minat dalam belajar, dan bahkan memicu gejala depresi pada siswa.
Strategi yang perlu dilakukan dalam hal ini adalah:
1.Bimbingan konseling dan dukungan sosialÂ
Menurut Fikriyyah,dkk (2023)untuk memberikan siswa tempat yang aman untuk berdiskusi dan menemukan cara konstruktif dalam mengatasi stres emosional mereka, sekolah perlu meningkatkan program konseling mereka.Selain itu dukungan dari teman sebaya menjadi indikator penting kesehatan psikologis siswa dan mengurangi kecemasan belajar.
2.Kemampuan  Mengatur DiriÂ