Mohon tunggu...
Wartini Sumarno
Wartini Sumarno Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Kopi

Penyuka film, anime, juga suka wisata sejarah sekaligus wisata religi.

Selanjutnya

Tutup

Film

Dead Poets Society

27 Januari 2023   23:52 Diperbarui: 28 Januari 2023   06:18 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Warner Bros via Wikipedia

saya rasa panjenengan sekalian sudah banyak yang menonton film ini, film lama memang diproduksinya saja tahun 1989. saya tidak akan mengulas bagaimana alur dan pesan moral dari film ini rasanya kaku sekali mirip tugas saja. tapi kalau belum nonton ya silahkan ditonton sendiri saja lebih asik.

namun, sosok john keating (robin williams) memang sosok guru yang karismatik juga eksentrik. kenapa demikian? karena dia menampilkan diri bukan sebagai guru bagi para muridnya tapi sebagai kawan.

saya teringat kata" jostein gaarder dalam novel filsafat dunia sofhie, "Kami tidak belajar apa-apa di sana. Perbedaan antara guru sekolah dan filosof adalah bahwa guru sekolah mengira mereka tahu banyak hal yang mereka coba paksakan masuk ke tenggorokan kami. Filosof berusaha untuk memahami segala sesuatu bersama murid-murid mereka".

guru, menurut prof. Dr. nasarudin umar (imam besar istiqlal) dalam salah satu ceramahnya mengatakan, bahwa GURU dalam agama hindu Guru adalah wujud Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai perantara sampainya ilmu pengetahuan untuk membebaskan umat manusia dari kebodohan, dari gelap (Gu) menjadi terang (Ru).

dan mr keating hadir sebagai sosok guru yg membebaskan muridnya dari belenggu "tuntutan kesuksesan" yang hanya sebatas materil yang dituntut oleh orangtua mereka. standar keberhasilan yang didasarkan pada nilai, peringkat, prestasi akademik, universitas favorit, juga karir yang prestise.

seperti kata keating dalam salah satu kelasnya, "Medicine, law, bussiness, engineering: these are noble ursuits and necessary to sustain life. But poetry, beauty, romance and love: these are what we stay alive for". ya, profesi dokter, pengacara, bisnis, nampak hebat dan penting bagi kehidupan tapi, hidup tidak selalu perihal materi bukan? kadang kita juga butuh jatuh cinta, sedih, patah hati, untuk membuat kota sadar dan tetap waras bahwa kita masih seorang manusia bukan robot.

ada satu puisi yang terkenal dalam film ini judulnya "o captain, my captain" karya whalt whitman untuk seorang abraham lincoln. persembahan rasa kekagumannya kepada sosok presiden amerika ke-16 itu, terutama dengan perjuangan" abraham dalam mengupayakan perdamaian ditengah perang saudara.

pada akhirnya, melalui film ini memberikan kita pemahaman dan penyadaran. bahwa sistem pengajaran yang selalu menekankan pada  sistim disiplin yang kaku tidaklah selalu efektif. menuntut muridnya untuk hanya menguasai matematika, fisika, kimia, ekonomi, yg dianggap sebagai pelajaran yang paling penting. sementara bahasa, sastra, seni dianggap sepele.

tak bisa kita kotakan kecerdasan dan kehebatan seorang murid hanya pada ranah eksakta, setiap bakat itu istimewa. kedisiplinan yang kaku dan memenjara kebebasan berfikir dan minat murid hanya akan memberikan tekanan. tugas guru, hanyalah menjadi kawan dan pembimbing bukan penentu apalagi pemaksa.

boleh tidak sepakat...

wallahu a'lam bishowab

*saketi 21 juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun