Mohon tunggu...
Warlinah
Warlinah Mohon Tunggu... Lainnya - Manjadda Wajaddah

Warlinah, IRT

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Seperti Inikah Gejala Covid-19?

27 Januari 2021   08:45 Diperbarui: 27 Januari 2021   08:58 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terapy covid dengan suasana alam | dokpri

Oleh: Warlinah

Apa yang kamu rasakan? Tanya salah seorang sahabat rasa saudara yang kesehariannya di puskesmas, menangani pasien yang datang berobat dengan berbagai keluhan. Beliau sengaja menyambangi ke rumah, setelah tau saya sakit.

Tanggal 13 Januari 2021

Mulai nyeri di sekujur tubuh, sakit yang benar-benar tidak  biasa, nyeri otot dan sendi, membuat aku kesulitan dalam beraktivitas. aku berusaha rileks dan beristirahat, berharap setelah bangun tubuh akan kembali fit namun dugaan saya salah, sakit di sekujur tubuh semakin menjadi,

Aku masih berusaha melakukan kegiatan yang sifatnya mendesak namun dalam kondisi lambat, karena berusaha menahan nyeri otot.

malam harinya, istirahat lebih awal untuk memulihkan tenaga, dengan niat besok kembali ke sekolah dengan aktivitas yang sama, memberi pembelajaran disekolah  tetap dengan protokol kesehatan.

Tanggal 14 Januari 2021

Aku barangkat ke sekolah, melakukan aktivitas seperti biasa dengan berusaha bergerak agar rasa nyeri bisa hilang dengan sendirinya.

Beberapa jam kemudian body semakin tidak bisa diajak kompromi, keringat dingin mulai bertengger di jidat, mata sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. badan semakin lemas.

Aku pamit pada teman, tuk pulang ke rumah dan beristirahat, sebelum sampai ke rumah, aku ke sekolah anakku, sudah terlanjur janjian dengan kepala sekolahnya, bereskan semua administrasi sekolah anakku yang aku pindahkan dari pondok, agar tidak lagi membebani ketika di rumah beristirahat.

Dengan kondisi badan yang mulai lemas, administrasi sekolahku juga selesai, sampai di rumah, buru-buru aku mengganti pakaian kerja dengan baju rumah, kemudian berbaring.

Badan semakin lemas, kepala sakit, demam tinggi penciuman tidak berfungsi, dada terasa sesak, tenggorokan sakit, minyak kayu putih sudah tidak tercium lagi.

Panik sendiri, anak-anak di luar pada bermain, suami juga kerja, jalani semuanya sendiri, hanya modal bodrex hari itu, dapat membantu meringankan gejala yang aku rasakan.

Malam harinya setelah suami berada di rumah beliau sudah khawatir dua hari aku merasakan gejala yang mengarah ke covid namun, beliau tetap tenang, dan memberikan semangat.

Tanggal 15 Januari 2021

Suami pamit meninggalkan tuk berangkat bekerja, saat itu masih bisa aku atasi sendiri walaupun kepala sudah bertambah berat, tubuh seakan melayang-layang, sekujur tubuh semakin nyeri, segala obat seakan tidak ada fungsinya.

Batuk membuat nyeri di dada, Indra perasa juga sudah tidak berfungsi.

Tak hentinya air putih hangat yang di tetesi minyak kayu putih di santapan setiap saat, mulut tanpa berhenti beristighfar setiap saat memohon ampunan Allah.

Tanggal  19 Januari 2021

Suami masih dengan rutinitas, berangkat kerja subuh hari dan pulang ketika malam hari, anak-anak belum bisa diharap sepenuhnya untuk membantu. Perut mulai minta diisi, aku berusaha  keluar rumah, berencana membeli makanan untuk bisa dimakan agar perut tidak semakin perih, dan menimbulkan penyakit baru.

kembali ke rumah hanya membawa buah, tidak ada lagi hasrat untuk membeli  makanan, terasa tidak ada makanan yang terlintas di pikiran yang enak untuk dimakan.

berusaha sekuat tenaga menahan pusing, nyicip buah hasil buruan di luar rumah, kemudian tidur.

kondisi ini berlangsung dua Minggu, obat-obatan dan vitamin pemberian teman sudah mulai menipis.
teman-teman mulai menyarankan agar kedokteran dan swab. tapi aku tetap bersikukuh tidak akan ke dokter.

Aku yakin ketika ke dokter sudah pasti positif covid. Aku berusaha meyakinkan diri dan pikiran positif, bahwa saya bisa melalui masa kritis ini, aku berusaha semangat walau tubuh masih tidak berdaya, lemas di pembaringan.

Seduhan air jahe merah, minuman yang menyegarkan dada di pagi hari, kemudian sari kurma, vitamin dan obat-obatan pendukung lainnya yang selalu setia mendampingi.

Tidak ada rasa makanan yang bersahabat dilidah, tapi tetap aku paksakan untuk di makan, dikunyah dan ditelan dengan menggunakan air hangat.

Tanggal 23 Januari 1021 hingga hari ini.

Kepala sekolah dan teman-teman sekantor datang melihat kondisiku yang masih lemas, dengan empati mereka membuat aku semangat dalam menjalani ujian yang Allah berikan.

Tiga hari yang lalu. Dering HP suami memecah kesunyian, salah seorang teman suami di ujung telpon sana menawarkan jasa membuatkan jamu dan timung yaitu air mandi yang direbus dengan berbagai macam rempah, diuapkan ke tubuh agar mengeluarkan keringat.

Alhamdulillah dengan kuasa Allah, badan sudah lumayan enak,  dengan  meminum jamu buatan istri teman suami, dada perlahan lengah.

Aku yakin dan percaya semua adalah ujian dari Allah untuk menguji setiap hambahnya yang ia sayangi, dengan keyakinan yang aku rasakan membuatku kuat menjalani penyakit ini

Di rumah sudah dua Minggu menjalani  isolasi mandiri, jenuh dengan suasana, aku mengajak suami dan anak-anak jalan ke pantai, melepas kejenuhan di pembaringan, berusaha kuat agar bisa jalan-jalan ke pantai.

Saat ini, aku berusaha untuk memulihkan tenaga dengan makan semua makanan tanpa pilih-pilih untuk kesembuhan total.

Alhamdulillah, semuanya perlahan-lahan akan berlalu, insha Allah akan berusaha memulai aktivitas.

Engkau maha pengasih dan penyayang ya Allah...

Penyakit adalah tanda cintamu kepada hambamu. Sebagai peringatan agar kembali kepadamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun