Sesaat kutatap wajah Bilal di depanku, ada kesedihan yang begitu mendalam di situ. Angin bertiup kencang, di tempat Azan ini dulu pernah dikumandangkan, di lima waktu, di sebelah Sang Waktu, di bawah langit yang menghitam, Aku melihat Bilal pergi meninggalkan sang Khalifah di tempat ini seorang diri.
Selesai
Catatan: Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon dimaafkan jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Cerita ini sudah tayang di secangkirkopibersama.com dalam versi lainnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!