Kekuasaan dan pengaruh yang pernah dimiliki Ferdy Sambo memungkinkan banyak orang tetap menaruh hormat kepadanya. Mungkin pula tidak sedikit yang diam-diam tetap setia meski statusnya telah menjadi warga sipil.
Sekali menjadi jenderal, tetap jenderal. Mungkin begitu doktrin di alam bawah sadar sebagian orang terhadap Ferdy Sambo.
Maka publik pun pantas bertanya-tanya. Apakah payung yang melindungi Ferdy Sambo dari gerimis di gedung kejaksaan itu merupakan perlambang juga bahwa Ferdy Sambo sebenarnya tak perlu khawatir tentang masa depannya? Sebab akan ada pihak-pihak yang siap untuk melindunginya. Bukan hanya dipayungi dari gerimis, tapi juga dipayungi dari kesulitan-kesulitan lainnya.
Masih adanya rasa hormat dan segan yang terlihat dari perlakuan istimewa tersebut wajar memunculkan pertanyaan lain di benak publik. Apakah Ferdy Sambo masih ada di grup whatsApp para jenderal dan polisi?
Mungkin sesama polisi segan untuk mendepaknya dari grup. Masing-masing saling menunggu siapa yang berani mengeluarkan Ferdy Sambo lebih dahulu. Sedangkan adminnya khawatir akan kualat jika mengeluarkan Ferdy Sambo.
Lagipula bagaimana harus merangkai kata untuk meminta izin saat akan mengeluarkan Ferdy Sambo dari grup whatsApp? Apakah admin grup whatsapp tersebut akan menulis:
"Bapak Ferdy Sambo yang terhormat. Semoga bapak dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan.
Tidak ada manusia yang tidak mendapat cobaan dan ujian. Tapi percayalah selalu ada hikmah di balik kejadian. Kami percaya Bapak Ferdy Sambo merupakan orang yang kuat. Oleh karena itu, cobaan yang sekarang dihadapi pasti bisa dilalui dengan baik. Harapan kami Bapak Ferdy Sambo tetap tegar.
Kini izinkan kami mengeluarkan Bapak dari grup ini. See you on top, Jenderal".
Sama seperti Ferdy Sambo, pantas juga kita bertanya, apakah nama Putri Candrawathi masih ada di grup whatsApp Ibu-ibu Bhayangkari? Masihkah ada PC di grup arisan ibu-ibu istri pejabat polisi? Sekiranya apa yang disampaikan admin grup Bhayangkari ketika hendak mengeluarkan Putri Candrawathi?