Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Siasat Ali Bertahan Jualan Cireng Saat Dicekam Minyak Goreng

24 Maret 2022   08:25 Diperbarui: 26 Maret 2022   09:51 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ali, penjual cireng menunjukkan botol minyak goreng yang telah kosong (dok.pribadi).

Ali sebenarnya tidak terlalu terkejut dengan kenaikan harga minyak. Berdasarkan pengalamannya dahulu harga minyak goreng sudah beberapa kali naik menembus Rp20.000 per liter.

Akan tetapi situasi saat ini lebih menyulitkan. Minyak goreng tak hanya naik harganya, tapi juga langka. Saat kelangkaan mulai teratasi, harganya justru naik lebih tajam lagi.

Mau tidak mau Ali harus bersiasat agar bisa tetap berjualan. Dilema ia hadapi. Sebab penjual cireng dan tahu bulat seperti dirinya sulit mengurangi ukuran produknya. Tidak mungkin memotong cireng dan tahu bulat menjadi lebih kecil. Berbeda dengan penjual tempe goreng atau pisang goreng yang bisa memperkecil potongan tempe dan pisang.

Cireng isi dan aneka jajanan di gerobak Ali (dok.pribadi).
Cireng isi dan aneka jajanan di gerobak Ali (dok.pribadi).
Di sisi lain Ali belum berniat menaikkan harga karena khawatir pembeli akan berkurang. Ia masih menjual tahu bulat dan sotong Rp500 per buah. Sementara harga cireng dan olos tetap Rp1000 per buah.

"Kalau rugi sih nggak, untungnya yang jadi mepet banget," kata Ali saat menyandingkan harga minyak yang naik dengan harga cireng dan tahu bulat yang ia jual.

Sulit "mengakali" harga dan ukuran cireng, Ali memilih bersiasat dengan minyak goreng. Beberapa cara ia terapkan untuk menekan ongkos minyak goreng.

Pertama, Ali beruntung memiliki kenalan penjual minyak goreng yang sudah lama menjadi tempatnya berlangganan. Menurut Ali, penjual itu hanya memiliki warung yang kecil, tapi  selalu punya stok minyak. Bahkan, saat kelangkaan minyak goreng mulai terjadi pada akhir Januari 2022 lalu, ia tetap bisa mendapatkan minyak goreng dari warung tersebut dengan harga Rp14.000 per liter.

Ali diperbolehkan membeli lebih dari 2 liter karena sudah berlangganan sejak lama. Kadang ia membeli 10 botol sekaligus untuk persediaan beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, Ali tak pernah mengantre minyak goreng di minimarket.

Kini saat aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) dicabut oleh pemerintah dan harga minyak goreng melonjak tajam, Ali masih sedikit beruntung karena minyak goreng di warung langganannya masih dijual sedikit lebih murah dibanding harga di ritel dan pasar.

Kedua, Ali memilih menggunakan minyak goreng kemasan dibanding membeli minyak goreng curah. Itu sudah dilakukannya sejak dulu.

Menurut Ali meski harga minyak goreng curah lebih murah, tapi tidak tahan lama. "Kalau pakai (minyak) curah, baru tiga kali (goreng) sudah jelek", katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun