Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Siasat Ali Bertahan Jualan Cireng Saat Dicekam Minyak Goreng

24 Maret 2022   08:25 Diperbarui: 26 Maret 2022   09:51 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ali, penjual cireng menunjukkan botol minyak goreng yang telah kosong (dok.pribadi).

Di kota-kota besar yang menjadi tujuan banyak perantau, akan lazim dijumpai fenomena sekelompok pelaku usaha kuliner dari daerah seasal yang menjajakan makanan atau minuman sejenis.

Di Yogyakarta misalnya, warung-warung "burjo" dan nasi telur identik dengan "Aa-aa Sunda" alias perantau dari daerah di Jawa Barat, seperti Kuningan dan sekitarnya. Begitu pun penjual cireng dan tahu bulat yang entah mengapa banyak berasal dari Jawa Barat. Apakah karena tahu sudah lebih dulu identik dengan Sumedang? Atau karena cireng konon tercipta pertama kali dari eksperimen dapur penduduk Jawa Barat?

Entahlah. Yang jelas penjual cireng dan tahu bulat yang saya jumpai pada Minggu (20/3/2022) bukan berasal dari Jawa Barat. Ali (33) merupakan perantau asal Bumiayu. Memang kalau ditilik letak geografisnya, Bumiayu di Brebes dekat dengan jalur perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Saya tak sengaja berjumpa dengan Ali siang itu. Awalnya saya hanya menepi di trotoar untuk meredakan haus usai bersepeda. Lalu saya tergoda pada cireng isi dan tahu bulat yang dijajakan Ali.

Ternyata tak hanya dua jajanan itu yang ada di gerobak Ali. Saat saya hampiri ia sedang menggoreng "sotong", jajanan yang konon sangat digemari anak-anak SD. Ali juga menjajakan makaroni goreng dan basah dengan bumbu aneka rasa.

Selain itu, Ali punya jajanan bernama "Olos". Menurut Ali tidak banyak penjual gorengan yang menyediakan olos. Oleh karenanya Ali memasang tulisan "Ada Olos" di depan gerobaknya sebagai tanda bahwa ia punya jajanan yang berbeda.

Ali menjelaskan bahwa olos pada dasarnya mirip cireng. Bahan dasar pembuatannya sama. Namun, dibentuk bulat seperti bakso yang diisi daging ayam pedas.

Tertarik dengan olos saya pun mencicipinya. Ternyata lumayan enak rasanya. Mirip lemper yang diisi suwiran ayam.

Dari sekian banyak jajanan yang dijual Ali, cireng menjadi yang paling laku. Itu sebabnya Ali selalu menggoreng cireng lebih dulu.

Cireng itu bukan buatannya sendiri. Ali mendapatkan cireng dan tahu bulat dalam bentuk mentah yang siap digoreng dari pemasok. Sementara olos dan sotong ia buat sendiri.

Selama hampir 8 tahun berjualan cireng dan aneka gorengan, Ali telah merasakan berbagai tantangan dan kesulitan. Salah satunya dalam mendapatkan minyak goreng yang merupakan salah satu bahan utama bagi penjual seperti dirinya. Apalagi di tengah cekaman harga dan kelangkaan minyak goreng sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun