Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Mengintip Radya Pustaka, Tertua di Indonesia dan Ada Jejak Napoleon di Dalamnya

13 Oktober 2021   08:20 Diperbarui: 13 Oktober 2021   18:28 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk Museum Radya Pustaka (dok.pribadi).

Kesan kuno memang menonjol di Museum Radya Pustaka. Selain bangunannya yang sudah berusia ratusan tahun, keberadaan arca Durga Mahesasuramardhini di teras depan seolah memberi sambutan kepada siapa pun yang hendak memasuki museum. Arca di sisi pintu masuk tersebut seakan-akan berkata, "selamat datang dan selamat mengintip masa lampau".

Arca Durga Mahesasuramardhini diperkirakan berasal dari abad VII-X. Ditemukan  di Prambanan, arca tersebut mengambarkan seorang dewi yang sedang menaiki lembu  saat melawan Raja Asyura yang menyerang istana Dewa Shiwa.

Ada banyak arca, patung, dan bebatuan candi di Radya Pustaka. Sebagian besar diletakkan di sisi samping museum dan terpisah dari ruang pamer utama. Beberapa di antaranya terkesan diletakkan begitu saja. Entah apa alasannya. Mungkin sedang dilakukan perawatan atau karena ruang pamer yang tidak mampu lagi menampung banyak koleksi.

Arca Durga Mahesasuramardhini (dok.pribadi).
Arca Durga Mahesasuramardhini (dok.pribadi).

Bangunan seluas 523 meter persegi ini memang berisi sejumlah koleksi yang bernilai. Ada aneka macam senjata seperti tombak, pedang, keris, dan senapan. Ada koleksi wayang, gamelan, dan uang kuno. Berbagai benda logam dan keramik seperti gelas, mangkuk, dan cawan juga tersimpan di sini.

Salah satu yang menarik perhatian saya ialah Canthik Rajamala. Canthik merupakan hiasan pada haluan perahu istana. Sedangkan nama Rajamala diambil dari tokoh pewayangan Raden Rajamala.

Canthik Rajamala berbahan kayu jati yang diambil dari Hutan Danalaya. Pembuatnya ialah Raden Mas Sugandhi, putera mahkota Paku Buwono IV yang berkuasa pada 1788-1820. Sayangnya, Canthik Rajamala yang disimpan di Radya Pustaka saat ini hanya replika atau duplikatnya.

Canthik Rajamala (dok.pribadi).
Canthik Rajamala (dok.pribadi).

Lalu ada sebuah mesin jam panggung yang berukuran cukup besar. Usianya cukup lawas karena berasal dari tahun 1740. Dahulu mesin jam ini diletakkan di sisi timur Keraton Kartasura.

Satu yang paling istimewa menurut saya ialah piala porselen yang diletakkan di ruang pamer paling depan. Begitu melewati pintu masuk dan menengok ke sisi kiri, piala tersebut langsung terlihat.

Ternyata memang bukan piala biasa. Sebab merupakan hadiah dari Kaisar Napoleon Bonaparte untuk Raja Paku Buwono IV pada tahun 1811.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun