Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diari Isoman 8: Sudah Negatif, tapi Masih Dibuat Repot

20 September 2021   08:22 Diperbarui: 20 September 2021   08:26 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelas, piring, sendok, dan tempat obat saya rendam dalam wadah berisi sabun dan air hangat. Seprei, sarung bantal, selimut, dan beberapa kain yang sering digunakan dimasukkan ke dalam ember. Sedangkan sikat gigi dan beberapa botol di kamar mandiri saya sisihkan ke dalam kantung plastik.

Selagi peralatan makan dan barang-barang pribadi direndam dalam air sabun, saya bergerak membersihkan yang lain. Kursi, meja, gagang pintu, kaca, jendela dan kamar mandi jadi target semprotan disinfektan. 

Meski tampak mudah, tapi kegiatan ini lumayan menguras tenaga karena saya  harus mengelap semua bagian yang telah disemprot tersebut. Masker dan kacamata yang tak boleh lepas membuat lebih cepat gerah oleh keringat yang bercucuran.

Selesai dengan kegiatan semprot-menyemprot, saya lanjutkan mengepel ruangan. Selain memastikan kebersihan lantai, ruangan juga perlu disegarkan dengan aroma-aroma harum.

Akhiri dengan UV

Kegiatan bersih-bersih usai isoman ternyata lebih merepotkan dari yang saya bayangkan sebelumnya. Tidak cukup satu hari untuk menyelesaikan semuanya sehingga terpaksa dilanjutkan esok hari. Untungnya pada hari kedua tinggal tahap akhir yang perlu dilakukan, yaitu membersihkan ruangan dengan sinar UV.

Disinfeksi dengan UV tidak terlalu merepotkan karena saya tidak perlu banyak bergerak. Cukup menyalakan lampu UV secara bergantian di setiap ruangan selama 1 jam. Selama itu pula ruangan ditutup rapat dan tak boleh dimasuki. Ketika waktu 1 jam terpenuhi dan lampu UV telah mati secara otomatis, ruangan dan jendela dibuka agar udara mengalir.

Tidak semua ruangan saya bersihkan dengan sinar UV. Dapur dan ruang makan saya lewati karena sinar UV bisa merusak bahan-bahan makanan dan sejumlah benda lainnya.

Lampu UV (dok.pribadi).
Lampu UV (dok.pribadi).

Pengalaman di atas membuat saya semakin paham mengapa terpapar Covid-19 tidak mengenakkan. Jika banyak orang menyepelekan dan menganggap Covid-19 sama dengan flu biasa, mungkin karena mereka belum merasakan serangan virus Corona langsung di tubuhnya.

Sedangkan seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 kemungkinan akan mampu menarik pelajaran dan pengalaman yang lebih berharga. Salah satunya betapa virus ini sangat merepotkan sehingga setelah negatif pun para penyintas masih perlu berlelah-lelahan membersihkan rumahnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun