Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Diari Isoman 2: "Tentara Semut" Menyerang Tenggorokan

14 Agustus 2021   07:58 Diperbarui: 14 Agustus 2021   17:20 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isolasi mandiri (dok. pribadi).

Kebetulan pada malam pertama itu saya mendapati bahwa untuk sementara saya bisa mengatasi serangan di tenggorokan dengan wedang jahe dan sereh. Mungkin ini sebabnya beberapa pakar menyebut bahwa empon-empon berpotensi sebagai senjata tambahan untuk melawan Corona. Lebih tepatnya untuk mengurangi beberapa gejala dan ketidaknyamanan yang dialami oleh pasien Covid-19.

Setelah serangan "tentara semut" yang menyebabkan tenggorokan saya amat gatal malam itu, saya bangun pagi dengan badan yang lebih nyaman.

Menjelang siang obat-obatan dari puskesmas dihantarkan. Saya mendapatkan paracetamol 500 mg, multivitamin, dan vitamin C 50 mg. Obatan-obatan yang bisa dibilang standar untuk mengatasi sakit ringan. Sesuai dengan yang saya butuhkan karena masih mengalami gejala ringan. Namun, untuk vitamin C saya memilih mengkonsumsi vitamin C 500 mg dari persediaan pribadi.

Di sela waktu istirahat, saya mencoba menganalisis serangan "tentara semut" semalam. Saya berandai-andai tentang serangan susulan yang mungkin akan dilancarkan virus Corona berikutnya. Sebagai orang yang pernah menderita sakit paru-paru, saya tidak sampai berpikir tentang kemungkinan sesak nafas. Saya percaya dua dosis vaksin yang telah disuntikkan ke dalam tubuh saya bisa meminimalisir gejala yang lebih berat.

Walau demikian saya tetap perlu menyiapkan diri jika serangan batuk yang semalam terjadi ternyata hanya permulaan. Bagaimana kalau "tentara semut" datang kembali dengan serangan yang lebih hebat? Bagaimana jika disertai dengan demam yang tiba-tiba?

Kalau itu harus terjadi (tentu saja saya tidak berharap) saya lebih memilih untuk menerimanya pada siang hari. Sebab pada siang hari akan lebih mudah untuk menghubungi dokter atau meminta pertolongan untuk dicarikan obat-obatan tambahan. Daripada harus meladeni serangan Corona pada malam hari karena itu akan lebih merepotkan.

Wedang jahe dan sereh (dok. pribadi).
Wedang jahe dan sereh (dok. pribadi).
Menerima serangan virus Corona pada malam hari jelas tidak nyaman. Salah satunya karena mengurangi waktu tidur. Padahal tidur yang cukup dan nyenyak sangat dibutuhkan untuk pemulihan pasien Covid-19. Apalagi saya termasuk orang yang jika sudah terbangun tengah malam, akan sulit untuk menutup mata kembali dengan segera.

Saya menarik kesimpulan awal bahwa serangan "tentara semut" yang saya rasakan pada malam pertama isoman kemungkinan merupakan bagian dari strategi licik virus Corona. Virus ini tidak ingin pasien istirahat dengan nyaman. Berbagai gejala mungkin akan timbul pada malam hari untuk menguras energi saya sehingga proses pemulihan energi tidak bisa berlangsung optimal.

Oleh karena itu saya perlu bersiap. Saya mulai mengatur barang-barang dan obatan-obatan untuk dotempatkan sedekat mungkin dengan tempat tidur sehingga mudah dijangkau. Saya putuskan untuk selalu menyiapkan minyak kayu putih, inhaler, dan segelas air di samping tempat tidur. Karena saya belum mendapatkan obat batuk dari puskesmas, saya memilih untuk membeli secara daring.

Sementara itu lampu dapur dan kamar mandi tidak akan saya matikan pada malam hari. Smartphone saya kondisikan agar tidak sampai kehabisan daya dan paket data internetnya cukup paling tidak sampai dua minggu ke depan.

Pengalaman menghadapi serangan mendadak dari "tentara semut" pada malam pertama isolasi mandiri benar-benar menjadi modal pelajaran berharga bagi saya dalam bertempur melawan virus Corona sampai 15 hari ke depan. Berangkat dari kejadian malam pertama, saya menerapkan penyesuaian aktivitas selama isolasi mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun