Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pak Jokowi Akan Disuntik Vaksin Apa? Sinovac, Pfizer, atau AstraZeneca?

4 Januari 2021   08:27 Diperbarui: 5 Januari 2021   20:23 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap divaksin? (dok. pri).

Pertengahan Januari sampai April 2021 telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai waktu pelaksanaan vaksinasi Covid-19 gelombang pertama. Targetnya 40 juta orang akan disuntik vaksin pada gelombang pertama tersebut.

Berbagai persiapan pun telah dilakukan. Di antaranya pemerintah mulai mengirimkan sms edukasi kepada calon penerima vaksin. Sejumlah dosis vaksin juga telah didistribusikan ke beberapa daerah.

Sebelumnya kriteria dan prioritas yang akan mendapatkan vaksin pertama telah diputuskan, yakni tenaga kesehatan, tenaga penunjang pada pelayanan kesehatan, dan tenaga sektor pelayanan publik. Kemudian diikuti kelompok penduduk lanjut usia.

Sementara Presiden Jokowi beberapa waktu lalu menyatakan siap untuk menjadi orang pertama yang disuntik vaksin. Langkah tersebut diharapkan bisa mengikis keraguan masyarakat perihal keamanan vaksin Covid-19.

Namun, polemik vaksinasi Covid-19 tak begitu saja mereda. Berbagai anggapan dan pandangan terus berkembang. Meski sosialisasi dan komunikasi telah dikawal oleh 5 juru bicara khusus, banyak orang masih ragu dan cemas untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 dengan berbagai alasan.

Jika mencermati berbagai sikap yang muncul di tengah masyarakat saat ini, tidak sedikit yang memandang vaksinasi Covid-19 dengan sikap sinis dan tak peduli. Sebagian orang menganggap ada diskriminasi dan ketidakadilan dalam pemberian jenis vaksin kepada kelompok-kelompok tertentu.

Kekhawatiran semacam itu dipengaruhi kuat oleh sentimen terhadap mutu vaksin Sinovac asal China yang dianggap sebagai vaksin kelas rendah. 

Apalagi sempat muncul informasi bahwa hanya Indonesia yang memesan Sinovac, sementara China justru ikut menggunakan vaksin dari Eropa dan Amerika Serikat.

Pada saat bersamaan vaksin Covid-19 lainnya seperti Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca mendapatkan penilaian yang baik di banyak negara menyusul hasil uji klinisnya yang menunjukkan efektivitas tinggi. 

Vaksin Pfizer disebut memiliki efektivitas sampai 95%. Sedangkan AstraZeneca dengan beberapa kombinasi dan tahapan pemberian dosis efektivitasnya berkisar dari 70-90%.

Kenyataan tersebut ikut membentuk persepsi masyarakat mengenai jenis-jenis vaksin yang akan diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada rakyatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun