Kalau ingin melihat wajah ekonomi rakyat sehari-hari, datanglah ke Pasar Lama di Banjarmasin Tengah. Dari lorong sempit dekat Jembatan 9 November, suasana pasar langsung terasa. Karung beras menumpuk tinggi, rak telur disusun kokoh, aroma ikan dan ayam segar bercampur jadi satu, sementara becak sesekali melintas di antara ramainya pembeli. Jalannya memang sempit, motor, becak, dan pejalan kaki saling berdesakan. Tapi di ruang yang rapat inilah roda ekonomi masyarakat terus berputar. Dalam mini riset ini saya berbincang dengan sepuluh responden. Mayoritas adalah pedagang sembako beras, telur, minyak, buah-buahan sementara sisanya bekerja di jasa transportasi tradisional, yakni tukang becak. Ada yang berjualan sendirian, ada pula yang menjadi bagian dari kelompok usaha seperti bos dan karyawan. Pola kerjanya beragam, tidak melulu keluarga, tetapi lebih ke individual dan komunitas kecil.
Meski terlihat sederhana, tantangan mereka tidak kecil. Sebagian besar pedagang mengeluhkan modal yang terbatas dan persaingan yang ketat karena banyak menjual barang serupa. Tukang becak juga mengaku semakin terdesak oleh transportasi modern, walau tetap ada pelanggan setia yang lebih nyaman memakai jasa mereka untuk belanjaan berat jarak dekat. Kondisi pasar juga memperlihatkan sisi lain. Di lapak basah, ikan, ayam, dan daging kerap dijual terbuka di meja seadanya. Dari sisi kesehatan tentu berisiko, tapi dari kacamata geografi ekonomi ini menunjukkan keterbatasan infrastruktur pasar tradisional. Fasilitas pendingin, meja higienis, atau drainase masih minim, sementara kebutuhan masyarakat harus terus terpenuhi.
Soal akses juga tidak kalah penting. Jalan yang sempit membuat bongkar muat dan sirkulasi pembeli sering tersendat. Dalam geografi ekonomi, kondisi ini memunculkan biaya waktu: semakin lama proses distribusi, semakin menipis keuntungan pedagang. Itulah sebabnya mereka berharap ada penataan yang lebih baik. Meski begitu, sebagian besar responden menilai kegiatan ekonomi di Pasar Lama cukup berkembang. Lokasi yang strategis dan adanya pelanggan tetap membuat mereka bertahan. Namun, mereka berharap ada dukungan nyata dari pemerintah berupa bantuan modal, pelatihan usaha, serta fasilitas kebersihan yang lebih baik. Secara historis, Pasar Lama adalah kawasan tua yang tumbuh di tepi Sungai Martapura. Hingga kini sungai masih jadi jalur distribusi penting, melengkapi akses jalan darat. Pola pasar–sungai–jalan ini memperlihatkan betapa eratnya hubungan ruang dan distribusi dalam menopang aktivitas ekonomi rakyat di Banjarmasin. Isu kebersihan juga jadi pekerjaan rumah. Sampah pasar masih sering menumpuk, dan higienitas produk basah kerap disorot. Jika fasilitas kebersihan ditingkatkan mulai dari meja higienis, cold box sederhana, hingga drainase yang layak maka kualitas barang dagangan akan meningkat dan kepercayaan konsumen pun akan lebih kuat.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI