Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hangatnya Kumpul Keluarga di Rumah Joglo, Bakiak Sampai Karaoke Semua Ada

27 Januari 2016   23:00 Diperbarui: 27 Januari 2016   23:05 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampoeng Wisata Rumah Joglo (KWRJ), saya sudah lama menyimpan keinginan untuk liburan bersama keluarga ke destinasi wisata budaya di Bogor ini. Pertama kali mengetahui tempat ini dari kegiatan komunitas KPK yang menggerebek KWRJ untuk mengupas tuntas aneka kuliner di sana. Walau sudah tergambarkan dari ulasan punggawa KPK, Rahab Ganendra yang menjelaskan lengkap semua fasilitasnya, saya tetap masih penasaran kalau belum merasakannya sendiri.

Benar saja, setelah mendatangi sendiri dan merasakan langsung, apa yang saya alami bahkan melebihi gambaran di kepala saya. Kumpul keluarga terasa nikmat, ceria dan hangat, bahkan kesannya terasa hingga kini setelah berlalu hampir sebulan lamanya.

Setelah rencana pertama untuk liburan di Bogor batal, mengawali tahun 2016, saya akhirnya bisa memboyong keluarga besar menghabiskan waktu bersama 24 jam lamanya di KWRJ. Ya, saya benar-benar memboyong lima keluarga,total 20 orang anak-cucu ayah ibu saya, karena semua perencanaan liburan diserahkan sepenuhnya kepada saya. Mulai itinerary hingga budgeting semua ikut manut dengan perencanaan yang saya buat. Alhasil, saya pun sedikit khawatir kalau-kalau rencana perjalanan tak memuaskan keluarga. Maklum, ini liburan pertama keluarga besar kami yang asing dengan istilah “liburan keluarga”.

Boleh lah dibilang keluarga kami kurang piknik, selain sibuk masing-masing, ayah ibu saya memang tak terlalu berselera dengan kesenangan semacam ini. Mereka sudah sepuh dan lebih memilih aktivitas yang membuat mereka lebih nyaman yakni mengaji. Keduanya bukan hanya sepuh dari usia, namun juga pihak yang dituakan untuk urusan keagamaan di kampung kami, kampung Betawi. Bahkan, untuk sekali saja merasakan liburan pergantian tahun, ayah saya harus mencari alasan kuat lantaran tak enak meninggalkan penerusnya yang sibuk menjadi panitia Maulid Nabi. Akhirnya sebuah alasan muncul dari ibu saya, kita pergi bersama anak dan cucu selagi semua bisa untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah. Ah, mulia sekali niatan liburan singkat ini.

Kami memilih Bogor sebagai destinasi liburan tahun baru karena jarak dan rutenya paling aman dibandingkan harus ke  Puncak atau Bandung. Rumah Joglo di Jl Situ Hiyang No. 1B Kampung Tegal Waru, Ciampea, Bogor lokasinya tak jauh dari Dramaga IPB. Berdiri sejak Mei 2012 di atas lahan seluas 2,5 hektar, Kampung Wisata Rumah Joglo mengusung konsep Jawa Tradisional dengan rumah kayu sebagai tempat menginapnya, restoran, pendopo, saung, semua bangunan dominan unsur kayu. Nuansa alam dengan banyak tanaman, sayur mayur hingga tumbuhan obat menyatu dengan bangunan unsur kayu.

Rumah kayu menjadi pilihan tepat untuk iklim Bogor yang sering hujan setiap sore hingga malam. Saat hujan di Jakarta masih malu-malu, Bogor hujan deras kerap terjadi sore hari. Suasana pun terasa makin sejuk dan hangat di Rumah Joglo.

Hangat? Ya, konon katanya rumah kayu memang tepat untuk iklim dingin lantaran bisa menghangatkan. Saya membenarkan, karena memang terasa hangat dan AC yang sudah tersedia sebagai fasilitas kamar yang disebut pengelola sebagai Joglo Mini kerap tak difungsikan. Meski kadang di siang hari saat terik, AC di rumah Joglo Mini tetap menjadi andalan.

Kehangatan unsur kayu pada lima rumah Joglo Mini yang kami sewa untuk istirahat semalam, rupanya menular pada penghuni kamar. Saya pribadi merasa kumpul keluarga kali ini terasa berbeda, lebih akrab dan hangat. Meski ibu saya mengeluh tak ada toilet di dalam kamar yang menyulitkannya harus jalan kaki sekadar untuk buang air kecil saja.

Keluarga memang lebih memilih Joglo Mini karena ingin kumpul masing-masing keluarga dengan satu kamar berisi 3-5 orang. Selain karena biaya sewa Joglo Mini lebih terjangkau, Rp 400.000 per malam ketimbang Rumah Joglo yang berukuran lebih besar dan dibanderol Rp 130.000 per orang.

Rumah Joglo Mini yang unik membuat kami betah berlama-lama di dalamnya, apalagi di luar hujan. Benar-benar terasa kumpul keluarga sederhana dan hangat ini. Dengan pepohonan hijau di sekeliling kamar, dan pohon rambutan yang berbuah ranum di depan Joglo Mini, kami terasa berada di kampung dengan keluarga yang saling bertetangga.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun