Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kekuatan Perempuan di Film Pendekar Tongkat Emas

10 Januari 2015   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:27 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_345661" align="aligncenter" width="480" caption="Official Trailer PTE - Youtube"][/caption]

Ketika membahas  film, versi saya akan berbeda dengan versi Anda karena ini bicara rasa, selain perspektif tentunya.

Seru membaca beberapa ulasan film kolosal perdana Miles Films bekerjasama dengan KG Studio, Pendekar Tongkat Emas (PTE). Ada yang menyayangkan mengapa film silat ini ternyata lebih mengangkat Kung Fu sementara kita kaya ilmu bela diri pencak silat. Banyak juga yang bersukacita karena Indonesia punya satu lagi genre film aksi yang tak pasaran dan memberikan warna serta pilihan tontonan bermutu.

Akhirnya (setelah menunda sekian lama menumpahkan pandangan yang sudah tersimpan di otak), inilah perspektif saya setelah menonton film berdurasi 112 menit tersebut bersama komunitas KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub), pada 20 Desember 2014 di XXI Setiabudi Building Jakarta. KOMiK mewakili Kompasiana yang mendapatkan jatah Nobar KG Group saat itu.

Kekuatan perempuan
Dari awal menonton film PTE, saya sudah merasakan ada satu kekuatan dari sosok perempuan yang ditampilkan dalam film ini. Hingga selesai menyaksikan film PTE, perasaan tersebut justru makin kuat. Saya kok merasa perempuan begitu diberi perhatian pada film ini, karakternya, pesan mendalam di balik adegan yang dimainkan tokoh perempuan, belum lagi pemilihan kata dalam dialog yang sangat kuat berkarakter dan punya makna mendalam.

Soal kata-kata dalam dialog, tak heran jika penonton akan merasakan pesan mendalam, karena penulis film ini memang tak sembarang. Film silat garapan duo sineas Mira Lesmana dan Riri Riza ini melibatkan 4 penulis: Jujur Prananto, Mira Lesmana, Ifa Isfansyah (sutradara), dan Seno Gumira Ajidarma.

Seno Gumira Ajidarma, ya, pantas saja dialog dalam film ini begitu kuat dan bermakna mendalam. Secara keilmuan dan pengalaman, Seno sosok di balik dialog film ini adalah biangkeladinya. Ia seorang Sarjana Sinematografi IKJ, Magister Ilmu Filsafat UI, Doktor Ilmu Sastra UI, yang sudah menjadi wartawan sejak usia 19, dan terkenal sebagai penulis cerpen sejak meraih penghargaan cerpen terbaik Kompas 1993, hingga didapuk menjadi juri Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 2008.

Kembali ke soal kekuatan perempuan.Penasaran dan ingin mengonfirmasi pandangan saya soal kuatnya karakter perempuan, saya pun dengan pedenya, mendatangi Mira Lesmana usai menonton film. Sambil minta tandatangan di poster film yang dibagikan kepada peserta nobar, saya berbincang dengannya. Saya pun tersenyum puas setelah perbincangan singkat itu, karena penilaian saya ternyata tak salah.

[caption id="attachment_345662" align="aligncenter" width="480" caption="Christine Hakim - Official Trailer PTE - Youtube"]

1420809128594253299
1420809128594253299
[/caption]

Mira bilang, tokoh utama film ini, Pendekar Cempaka yang diperankan oleh aktris senior Christine Hakim, pada awalnya adalah tokoh pria. Kemudian, Mira mengubah penokohan dan meminta diganti tokoh perempuan. Pemilihan pemerannya, Christine Hakim pun menjadi semakin menguatkan karakter perempuan yang saya nilai kuat dalam film ini. Saya mendapatkan fakta yang di luar dugaan. Ternyata memang ada niatan tertentu dari si pembuat film dengan memilih tokoh perempuan dan terlihat jelas (setidaknya saya demikian) dalam film mengenai kekuatan perempuan.

Apa alasannya? Saya pun bertanya demikian kepada Mira. Tapi tunggu dulu.Sebelum menjawab itu, saya ingin gambarkan kekuatan perempuan yang saya maksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun