Jayawijaya Menanam Harapan: Ketika Tanah, Air, dan Harga Beras Bertarung di Lembah
Berita dari [detikFinance](https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-8124962/kemenkeu-buka-blokir-rp-168-5-t-buat-program-cetak-sawah-sekolah-rakyat) mengabarkan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah membuka blokir anggaran sebesar Rp 168,5 triliun hingga September 2025. Dana ini berasal dari total anggaran kementerian/lembaga yang sebelumnya diblokir sebesar Rp 256,1 triliun.
Tujuan pembukaan blokir ini adalah untuk mendukung program-program prioritas pemerintah, seperti:
- Program cetak sawah untuk ketahanan pangan
- Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan untuk sekolah rakyat
- Kapitalisasi madrasah dan kebutuhan dasar kementerian/lembaga lainnya
Kebijakan ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, yang menargetkan efisiensi belanja APBN sebesar Rp 306,69 triliun. Namun, efisiensi ini tidak mencakup belanja pegawai dan bantuan sosial.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga prioritas pembangunan, meski di tengah upaya penghematan anggaran. Kalau kamu tertarik, kita bisa bahas lebih lanjut dampaknya terhadap sektor pendidikan atau pertanian.
Air yang Mengalirkan Semangat
Di balik program cetak sawah, ada nama-nama yang bekerja dalam diam. Salah satunya adalah Asur Alua, koordinator P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) Jayawijaya. Bersama 55 kelompok tani yang aktif, mereka membangun irigasi sepanjang 7 kilometer---sebuah jalur air yang bukan hanya menghidupkan sawah, tapi juga semangat.