Mohon tunggu...
HUN FLOCKY
HUN FLOCKY Mohon Tunggu... Aktivis budaya Masyarakat Lembah baliem suku hubula

Menulis dan menyoroti pentingnya akar dan identitas budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Geopolitik Papua, Kristal Plasma Biru

21 Agustus 2025   10:37 Diperbarui: 21 Agustus 2025   10:37 11811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar cover artikel tentang Kristal Plasma Biru (sumber Hun Flocky)

- Penggusuran masyarakat adat dari wilayah ulayat.
- Konflik bersenjata antara aparat dan kelompok perlawanan.
- Ketimpangan pembangunan dan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Dalam konteks ini, _Kristal Plasma Biru_ bisa menjadi bentuk _penghapusan naratif_ ---di mana luka sejarah ditutupi oleh cerita futuristik yang tidak melibatkan suara lokal.

Narasi sebagai Alat Geopolitik Narasi bombastis tentang penemuan kristal plasma biru juga berfungsi sebagai alat geopolitik:

- Ia memperkuat posisi Indonesia sebagai pemilik sumber daya strategis di mata dunia.
- Ia membentuk persepsi bahwa Papua adalah wilayah yang "harus dijaga" karena potensi energinya.
- Ia bisa digunakan untuk membenarkan kehadiran militer, proyek infrastruktur besar, dan ekspansi korporasi.

Namun, narasi ini sering kali tidak menyertakan masyarakat Papua sebagai subjek. Mereka menjadi latar, bukan pelaku. Mereka menjadi nama, bukan suara.

Dalam sejarah panjang Papua, narasi seperti _Kristal Plasma Biru_ bukanlah hal baru. Ia adalah versi modern dari mitos lama: bahwa tanah ini menyimpan rahasia besar yang harus digali, dikendalikan, dan dimanfaatkan. Tapi seperti semua mitos, ia menyimpan paradoks---antara harapan dan penghapusan, antara pembangunan dan pengabaian.
Jika kita ingin memahami Papua secara utuh, kita tidak cukup melihat potensi mineralnya. Kita harus melihat sejarahnya, manusianya, dan suara-suara yang selama ini dibungkam oleh sorotan geopolitik.

_____


Siapa yang Diuntungkan, Mengendalikan, dan Tertinggal

Narasi _Kristal Plasma Biru_ tidak berdiri sendiri. Ia bergerak dalam ekosistem sosial, politik, dan ekonomi yang kompleks. Untuk memahami dampaknya, kita perlu melihat siapa yang memperoleh keuntungan dari penyebarannya, siapa yang mengendalikan arah ceritanya, dan siapa yang justru terpinggirkan oleh gemerlapnya narasi ini.

Mereka yang Mendapat Legitimasi dan Sorotan

1. Korporasi Tambang dan Energi, Perusahaan besar yang beroperasi di Papua---seperti PT Freeport Indonesia, PT Gag Nikel, dan anak usaha BUMN---berpotensi memanfaatkan narasi ini untuk memperkuat citra mereka sebagai pelopor teknologi dan energi masa depan. Tanpa harus menjelaskan proses eksploitasi, mereka tampil sebagai bagian dari solusi.

2. Pemerintah Pusat dan Elite Politik,  Narasi tentang "energi abadi dari Papua" memperkuat posisi negara sebagai pemilik sumber daya strategis. Ia bisa digunakan untuk membenarkan proyek infrastruktur, ekspansi militer, atau kebijakan investasi yang diklaim demi kepentingan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun